News

Inilah Bukti Cinta Sambo Kepada Putri Candrawathi

Rasa cinta Ferdy Sambo kepada istrinya Putri Candrawathi begitu besar, sampai akhirpun ia tidak ingin istrinya mendapat hukuman berat dalam perkara pembunuhan berencana Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.

Dalam kesaksiannya di sidang lanjutan, Sambo menyebut istrinya, tidak menyaksikan atau mendengar tragedi penembakan Brigadir J. Bahkan, ia mengaku sempat dapat omelan dari Putri, lantaran baru tahu ada peristiwa tembak menembak itu.

“Tanggal 9 Juli 2022, begitu bangun pagi, saya bangunkan istri saya, istri saya menanyakan ‘ada apa kemarin’ saya sampaikan Richard menembak Yosua, saya sudah melaporkan ke bapak kapolri bahwa ini tembak menembak, karena kamu dilecehkan oleh Yosua. Istri saya marah, menyampaikan enggak mau ini diketahui orang soal peristiwa di Magelang,” tuturnya di PN Jakarta Selatan, Rabu (7/12/2022).

Saking geramnya, lebih lanjut Sambo bercerita soal kemarahan Putri, ia sempat dituding telah melibatkan istrinya dalam tragedi penembakan tersebut. Mendengar itu mantan Kadiv Propam Polri itu langsung merasa bersalah, dan menegaskan akan bertanggung jawab.

“Kenapa kamu libatkan saya?’, saya bilang, ‘tidak mungkin ada tembak menembak tanpa ada penyebab’ yang ada di pikiran saya karena ada istri saya disitu saya coba masukkan lah ke dalam cerita itu yang mulia, istri saya tetap tidak terima, saya sampaikan bahwa saya akan tetap bertanggung jawab, makanya saya sangat berdosa melibatkan dalam skenario ini,” jelasnya.

Kesaksian ini rupanya berbeda dengan dakwaan yang dibacakan oleh pihak Jaksa Penuntut Umum (JPU). Dalam dakwaan tertulis bahwa keduanya hanya berjarak tiga meter dari Brigadir J, ketika dieksekusi.

Jarak yang begitu dekat, dinilai sangat mustahil jika Putri dikatakan tidak mendengar apalagi tidak mengetahui kejadian tembak menembak tersebut. “Sedangkan Putri Candrawathi berada di dalam kamar utama hanya berjarak 3 meter dari Nofriansyah Yoshua Hutabarat,” tulis jaksa dalam dakwaan.

Di sisi lain, kesaksian Adzan Romer, salah satu ajudan Sambo, menuturkan bahwa Putri berada di dalam kamar utama dengan kondisi pintu tak tertutup, ketika peristiwa terjadi. “Kalau pintunya terbuka, bisa, yang mulia dan posisinya lurus,” jawab Romer.

Sebelumnya, Putri memberikan kesaksian kepada majelis hakim, bahwa dirinya memang tidak melihat jenaza Brigadir J terkapar bersimbah darah di dekat tangga usai dieksekusi. Alasannya, dia berjalan sambil dirangkul dan ditutupi saat berjalan melewati jenazah.

“Saya tidak melihat tubuh korban Yoshua seperti yang disampaikan oleh Romer karena pada saat Ferdy Sambo menjemput saya di kamar, bapak Ferdy Sambo merangkul saya dan tangannya menutupi kepala saya,” kata Putri saat menanggapi kesaksian para ajudan Ferdy Sambo dalam sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button