Inilah Dampak Negatif Makanan Kaleng bagi Tubuh


Makanan kaleng menjadi alternatif masyarakat khususnya di Indonesia untuk menjadi sajian makanan cepat saji. Namun banyak masyarakat yang tidak mengetahui jika makanan kaleng memiliki dampak bagi kesehatan manusia.

Meski dianggap memiliki kandungan gizi yang sama dengan makanan segar, produk kaleng ini bisanya memiliki kandungan gizi berlebih dalam setiap kemasannya, karena sudah diberikan tambahan dalam proses pengolahannya. Hal ini yang bisa menyebabkan dampak negatif bagi tubuh manusia.

Untuk itu, masyarakat perlu teliti untuk memilih makanan kaleng yang sesuai dengan kebutuhan tubuh setiap hari. Selain itu, makanan kaleng tidak baik atau tak dianjurkan untuk dikonsumsi secara rutin atau berlebih.

Berikut Dampak Negatif Makanan Kaleng;

Garam, Gula, dan Pengawet

Dalam produksi makanan kaleng, pengawet biasanya akan ditambahkan dalam makanan kaleng. Selain itu, biasanya jenis makanan ini juga mengandung gula dan garam tambahan dalam jumlah yang banyak. Hal ini mungkin bisa berbahaya jika dikonsumsi orang yang memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes dan gangguan jantung.

Kontaminasi Bakteri

Masuknya bakteri dalam makanan kaleng sangat mungkin terjadi meski dalam proses produksinya sudah melewati prosedur yang aman. Penyebab masuknya bakteri ini terjadi akibatnya pengemasan yang kurang baik, kaleng yang rusak, retak, atau pecah. Kondisi tersebut tentu akan memudahkan terjadinya kontaminasi.

Mengandung BPA

BPA atau Bisphenol-A adalah bahan kimia yang sering ditemui dalam makanan kemasan, seperti makanan kaleng. Berita buruknya, BPA yang ada pada kaleng dapat berpindah ke makanan. Dan saat zat tersebut masuk ke dalam tubuh, bisa memicu terjadinya berbagai masalah penyakit. Mulai dari gangguan kardiovaskular, diabetes mellitus tipe 2, dan lainnya.

Karena dampak yang bisa ditimbulkan tersebut, Food and Drug Administration Amerika Serikat telah melarang penggunaan BPA pada kemasan makanan.