Hangout

Inilah Fakta Suku Bajo yang Jadi Inspirasi Film Avatar 2

inilah-fakta-suku-bajo-yang-jadi-inspirasi-film-avatar-2

Film Avatar 2 The Way of Water saat ini tengah tayang di Bioskop dari 14 Desember 2022.  Film garapan James Cameron ini telah dinantikan penontonnya selama hampir 13 tahun lamanya, sejak film pertamanya hadir.

Dalam film tersebut, penonton kembali melihat keindahan dunia Pandora. Tidak hanya suku Omaticaya, dalam film ini penonton akan bertemu dengan suku baru, yakni Suku Metkayina sebagai penghuni Pandora. Suku Metkayina ini ternyata merupakan penguasa lautan atau klan laut yang hidup di pesisir laut Pandora. Suku ini hidup damai di bawah kepemimpinan Tonowari (Cliff Curtis) dan Ronal (Kate Winslet).

Namun tahukah kamu? ternyata suku Metkayina ini terinspirasi dari suku Bajo yang berasal dari Indonesia. Hal ini diakui langsung oleh Cameron, sang sutradara.

Melansir dari National Geographic, Rabu (21/12/2022), Cameron mengaku melakukan riset untuk menciptakan karakter Suku Metkayina. Ia meneliti budaya dari sejumlah etnis yang hidup berdampingan langsung dengan laut. Menariknya, salah satu inspirasi dari Suku Metkayina ialah Suku Bajo yang berasal dari Indonesia, atau terkenal dengan nama Suku Bajau.

“Ada (orang sama-Bajau), orang di Indonesia yang tinggal di rumah panggung dan hidup di atas rakit. Kami melihat hal-hal seperti itu,” ujarnya.

Fakta tersebut juga diungkap oleh Kemenparekraf RI dalam postingan di instagram resminya @Kemenparekfraf.ri.

“Sutradara film (Avatar 2) James Cameron, mengakui sendiri bahwa suku Metkayina dalam film sequel tersebut terinspirasi dari suku Bajo Indonesia, yang hidup di rumah panggung dan mampu menyelam dengan kurun waktu lama di dalam air,” demikian keterangan dalam unggahan tersebut.

Suku Bajo di Indonesia

Suku Bajau 20180226 140152 Min - inilah.com
Suku Bojo Sang Manusia Ikan dari Indonesia. Dokumentasi : Phinemo.com

Suku Bajo terkenal dengan manusia laut atau gipsi laut. Julukan itu muncul karena suku Bajo memiliki ketangguhan untuk mengarungi lautan. Walaupun saat ini sebagian masyarakat suku Bajo tinggal di darat, tetapi ketergantungan suku ini terhadap laut masih melekat

Suku Bajo dapat menyelam dengan kedalaman hingga 70 meter di bawah permukaan laut hanya dengan satu tarikan napas. Kehebatan suku Bajo ini menarik perhatian para ilmuwan di dunia untuk melakukan penelitian. Salah satunya sekelompok peneliti dari University of Copenhagen dan University of California di Berkeley.

Hasil penelitiannya menyebutkan limpa orang-orang suku Bajo ini lebih besar 50 persen dibanding dengan ukuran limpa rata-rata manusia. Dengan ukuran limpa tersebut, produksi oksigen dalam darah orang Bajo akan lebih banyak..

Biasanya, orang-orang suku Bajo yang berkelana di laut, hanya bermodal perahu kuno tanpa alat penunjuk arah apa pun dan hanya mengandalkan posisi bintang. Pada zaman dahulu, orang-orang suku Bajo terbiasa hidup di atas perahunya dan hidup secara nonmaden. Namun kini, ada juga masyarakat Bajo yang hidup dengan membangun rumah di atas laut dangkal sebagai tempat tinggal.

Kemampuan menjelajah laut suku Bajo merupakan keahlian secara turun-temurun. Sejak kecil anak-anak suku Bajo sudah terlatih untuk memancing dan menyelam dari orang tua mereka. Para nelayan atau penyelam suku Bajo juga menggunakan cara-cara tradisional untuk berburu, seperti menggunakan panahan tradisional ataupun tombak tembak.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button