Market

Inilah Saham-saham Pilihan Rabu 12 Januari 2022

Analis memperkirakan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (12/1/2022) mengalami pelemahan untuk menguji level support 6.600. Pasar masih mengkhawatirkan kenaikan suku bunga The Fed yang lebih cepat dan perkembangan kasus Omicron. Meski begitu, inilah saham-saham pilihannya.

Pada perdagangan Selasa (11/1/2022), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 43,154 poin (0,64%) ke posisi 6.647,970. Sepanjang perdagangan, indeks mencapai posisi tertingginya di angka 6.727,767 atau menguat 36,643 poin dan terendahnya di angka 6.636,501 atau melemah 54,623 poin dari posisi pembukaan di positif 6.705,796.

David Sutyanto, kepala riset Ekuator Swarna Sekuritas mengatakan, pelemahan IHSG kemarin dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga AS atau Fed Fund Rate (FFR) yang lebih cepat daripada ekspektasi. “Kekhawatiran ini dipicu oleh tingginya tren inflasi di AS,” katanya kepada Inilah.com di Jakarta, Selasa (11/1/2022).

Goldman Sachs bahkan sudah memperkirakan kenaikan suku bunga The Fed sebanyak empat kali di 2022 ini. Perkiraan ini lebih banyak kenaikannya dibandingkan perkiraan sebelumnya. “Inilah yang memicu kecemasan pasar terkait peralihan dana yang dilakukan oleh para fund managers dari dalam negeri ke AS,” tuturnya.

Selain itu, lanjut David, pasar juga mencemaskan perkembangan Omicron baik secara global maupun domestik. Di AS, paling tidak tercatat 1,1 juta kasus baru Covid-19 per hari. Data Worldometers menunjukkan pada Selasa siang, total kasus positif Covid-19 secara global mencapai 311,034 juta dengan kasus aktif hampir 45 juta.

Di Tanah Air, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sudah memperingatkan, kenaikan kasus transmisi varian Omicron yang bakal jauh lebih tinggi dari Delta. Dilansir dari situs Kemenkes, hingga Sabtu (8/1/2022) tercatat sebanyak 414 orang terkonfirmasi kasus Omicron. Penambahan kasus sebanyak 75 orang pada hari tersebut.

Adapun investor asing yang mencatkan aksi beli bersih atau net foreign buy hingga Rp1 riliun, menurut David, tidak dapat menjadi katalis positif yang dapat menahan IHSG melemah lebih jauh. Sebab, transaksi dengan nilai tersebut terjadi di pasar crossing alias negosiasi.

“Posisi asing di pasar reguler masih dalam kisaran Rp200-300 miliar. Jadi, itu kasuistik dan tidak mempengaruhi market secara keseluruhan,” timpal dia.

David pun memperkirakan IHSG akan kembali melemah pada Rabu ini untuk menguji level support psikologis 6.600. Sedangkan resistance berada di posisi 6.690. “Sentimen kenaikan suku bunga AS dan Omicron masih akan mempengaruhi pergerakan pasar,” ungkap dia.

Dia menjelaskan, IHSG akan kesulitan untuk kembali menembus level psikologis 6.700 setelah gagal bertahan di atas level tersebut berkali-kali. Apalagi, secara high-low, IHSG juga belum kuat membentuk level high-nya di 6.750.

Apalagi, kata dia, dengan melihat kondisi perekonomian terkini, posisi wajar IHSG sebenarnya secara fundamental berada dalam kisaran 6.000-6.500. “Level 6.500 itu masih wajar tapi tergantung sentimen yang memengaruhinya,” ucapnya.

Di atas semua itu, David merekomendasikan positif beberapa saham dari industri batu bara, infrastruktur telekomunikasi, dan perbankan.

Inilah saham-saham pilihannya: saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan support Rp2.200 dan resistance Rp2.500 dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan support di Rp4.000 dan resistance Rp4.300. “Rekomendasi buy on weakness lebih tepat untuk dua saham tersebut,” imbuhnya.

Saham-saham di sektor perbankan juga, menurut dia, menarik untuk diperhatikan setelah mengalami penurunan tajam sebelumnya. “Tapi, untuk rekomendasi saham-saham bank, saya masih harus melihat perkembangan pasar,” pungkas David.

Pada perdagangan kemarin, sebanyak 157 saham menguat, 479 saham melemah, 145 saham stagnan, dan 108 saham tidak ditransaksikan.

Nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp10,98 triliun dan Rp1,98 triliun di pasar negosiasi. Total transaksi mencapai Rp12,97 triliun.

Sementara itu, investor asing mencatatkan pembelian saham senilai Rp3,69 triliun dan penjualan saham senilai Rp2,58 triliun. Alhasil, investor asing masih mencatatkan pembelian saham bersih (net foreign buy) senilai Rp1,1 triliun.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button