Market

Inilah Saham-saham Pilihan Rabu, 2 Februari 2022

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Rabu (2/2/2022) bakal kembali mengalami tekanan negatif. Menurut analis, pelaku pasar melakukan aksi ‘buang barang’ alias jual saham seiring kembali meledaknya kasus baru Covid-19 varian Omicron di Tanah Air. Inilah saham-saham pilihannya.

David Sutyanto, kepala riset Ekuator Swarna Sekuritas mengatakan, pelemahan IHSG di awal pekan karena pasar mengkhawatirkan gelombang ketiga Covid-19 dengan tren kenaikan tajam kasus baru varian Omicron.

“Itulah yang membuat IHSG mengalami tekanan negatif dengan saham perbankan sebagai top value mengalami aksi jual. Sektor keuangan yang berkapitalisasi besar menjadi motor pelemahan IHSG,” katanya kepada Inilah.com di Jakarta, Senin (31/1/2022).

Kasus Covid-19 di Indonesia hingga 31 Januari 2022 terus bertambah pesat. Satgas Covid-19 mencatat jumlah kasus Covid-19 di Indonesia pada 31 Januari 2022 bertambah 10.185 kasus. Dengan demikian, kasus Covid-19 di Indonesia per 31 Januari 2022 terkonfirmasi mencapai 4.353.370. “Kasus Omicron menggagalkan IHSG untuk mengikuti penguatan tajam di Wall Street,” timpal David.

Padahal sebelumnya, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat tajam 564,69 poin atau 1,65% dan Indeks Nasdaq bahkan menguat 417,79 poin atau 3,13%. “Apalagi, pasar juga melihat Dow Jones Futures justru memperlihatkan laju yang melemah, sehingga penguatan Wall Street tak begitu direspons positif oleh pasar,” timpal David.

Padahal, kata David, dari sisi harga komoditas, indeks saham domestik sebenarnya mendapat katalis dari penguatan harga crude palm oil (CPO). “Angkanya mencapai level tertingginya dalam sejarah atau all time high,” ujarnya.

Harga minyak sawit mentah alias diprediksikan masih potensial kembali menguat pada pekan ini. Padahal, pekan lalu saja harga CPO telah menyentuh level tertinggi sejak 1980.

Pada pekan lalu, harga CPO ditutup di MYR 5.633 per ton atau naik 3,47% secara harian dan tercatat naik 61,26% secara tahunan (yoy). Menurut Refinitiv, harga CPO pekan ini dapat menguji titik resistance di MYR 5.676 per ton dan dapat naik ke target harga di kisaran MYR 5.749-5.794 per ton.

Namun demikian, David menegaskan, pasar tidak merespons positif kenaikan harga CPO tesebut karena belum mengetahui kapan puncak gelombang ketiga Covid-19 akan terbentuk. Meskipun, pemerintah sudah memproyeksikan puncaknya akan terjadi dalam beberapa pekan ke depan. “Inilah yang membuat orang ‘buang barang’ dulu,” ungkap David.

Arah IHSG Selanjutnya

David memproyeksikan arah IHSG berikutnya masih berada dalam tekanan negatif. Apalagi, secara teknikal, selama IHSG berada di bawah 6.700-an, tekanan negatif sangat tinggi di bursa saham.

“Sebab, level tertinggi indeks di 6.750. Selama 6,700-nya belum bertahan kuat, indeks berpotensi mengalami tekanan turun ke 6.500-an,” ungkap dia.

Secara teknikal, support IHSG untuk Rabu berada di 6.500 dan resistance di 6.700. “Sedangkan untuk sepekan ke depan, resistance berada di 6.750 dan support berada di level yang sama,” ujarnya.

Meski bursa AS membaik, David mengarisbawahi, pasar tetap merespons negatif peluang kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, The Fed. “Sentimen suku bunga acuan The Fed belum terdiskon di market. Apalagi, IHSG ini masih terhitung tinggi jika posisi dari all time high di atas 6.700 sehingga potensi penurunan masih besar,” ucapnya tandas.

Saham-saham Pilihan

Di atas semua itu, David merekomendasikan beberapa saham pilihannya di sektor komoditas crude palm oil (CPO) dan pertambangan sebagai bahan pertimbangan para pemodal di bursa saham. Saham-saham tersebut adalah:

  1. Saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan target harga 11.000;
  2. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan target harga 1.400;
  3. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan target harga 2.600; dan
  4. PT Indika Energy Tbk (INDY) dengan target harga di 2.400.

“Saya rekomendasikan beli saham-saham tersebut, kecuali yang masih mengalami penurunan seperti ADRO, buy on weakness,” imbuh David.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button