Market

Inilah Saham-saham Pilihan Senin, 14 Februari 2022

Potensi penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Senin (14/2/2022) lebih besar daripada pelemahannya. Menurut analis, katalis positif datang dari Moody’s, Bank Indonesia, dan aksi korporasi yang membuat pelaku pasar melakukan bargaining position. Inilah saham-saham pilihannya.

IHSG menutup perdagangan Jumat (13/2/2022) dengan pelemahan tipis 8,035 poin (0,12%) ke posisi 6.815,607. Tertingginya berada di level 6.825,062 atau menguat 1,42 poin dan terendahnya di 6.773,537 atau melemah 50,105 poin dari posisi penutupan hari sebelumnya di 6.823,642. Terbatasnya pelemahan IHSG terbantu oleh penguatan 227 saham. Begitu juga dengan investor asing yang mencatatkan aksi beli bersih alias net foreign buy sebesar Rp963,2 miliar.

Mungkin anda suka

NS Aji Martono, Ketua Umum Perkumpulan Profesi Pasar Modal Indonesia (Propami) mengatakan, fluktuasi IHSG terhitung tinggi. Setelah sempat menguat tipis, indeks kembali tutup di zona merah. “Namun, indeks kembali menguat dari level terendahnya sehingga pelemahannya tersisa tipis 8 poin,” katanya kepada Inilah.com di Jakarta, Jumat (11/2/2022) sore.

Inflasi AS, Suku Bunga Acuan BI dan Moody’s

Pelemahan IHSG, kata dia, mengikuti longsornya Wall Street yang terpengaruh oleh data inflasi AS. Angkanya secara tahunan berada di level 7,5% atau lebih tinggi dari perkiraan di level 7,2%. “Ini merupakan kenaikan inflasi terbesar sejak 1982,” ujarnya.

Kondisi tersebut mendorong imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun naik 6,2% ke 2.043%. “Kenaikan ini memunculkan spekulasi, The Fed berpeluang lebih agresif menaikkan suku bunga acuannya atau FFR (Fed Fund Rate),” tuturnya.

Ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang agresif menjadi katalis negatif sehingga Dow Jones Industrial Average (DJIA) mengalami penurunan signifikan 1,47% dan diikuti dengan penurunan di berbagai bursa Asia termasuk IHSG.

Namun, penurunan IHSG terjadi agak anomali karena beberapa saham justru mengalami bargaining position. IHSG pun tidak anjlok tajam mengkuti bursa global. “Saya melihat langkah BI untuk mempertahankan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate atau BI7DRR sebesar 3,5% membuat pasar kembali melakukan bargaining position,” papar Aji.

Menurut dia, langkah BI tersebut berpeluang menjadi sentimen positif pada perdagangan Senin ini dan sepekan ke depan. “Sebab, bertahannya suku bunga acuan BI menandakan investasi di pasar modal masih cukup menarik bagi investor,” ucapnya tandas.

Katalis positif lainnya datang dari lembaga pemeringkat Moody’s Investors Service yang mempertahankan peringkat sovereign credit rating Indonesia satu level di atas investment grade dengan outlook stabil.

“Ini juga yang membuat bargaining position kembali terjadi karena hal itu menandakan ketahanan ekonomi dan kebijakan moneternya yang masih tetap terjaga. Ini juga yang membuat orang melakukan akumulasi beli saham di akhir perdagangan dan kemungkinan berlanjut dalam sepekan ke depan,” ungkapnya.

Arah IHSG Awal Pekan dan Sepekan ke Depan

Aji melihat potensi penguatan IHSG sepekan ke depan dengan resistance di 6.874 dan support di 6.766. “Ini seiring dengan bargaining position dan isu-isu menarik di dalam negeri, termasuk aksi korporasi beberapa emiten,” bebernya.

Dia menegaskan, semua sentimen tadi membuat peluang penguatan IHSG lebih besar daripada potensi penurunannya. “Untuk Senin, IHSG berpeluang melaju dalam kisaran tipis antara resistance 6.823 dan support di 6.792,” kata dia.

Saham-saham Pilihan

Untuk saham-saham pilihan, ia mengaku tertarik dengan aksi korporasi oleh Grup Bakrie. Momentum kenaikan harga batu bara menjadi salah satu alasan untuk bergeraknya saham-saham dari grup ini selain aksi korporasi dari masing-masing emitennya. Saham-saham pilhannya adalah:

  1. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) dengan support di 144 dan resistance 182.

“Rilis dari pihak ENRG yang menemukan dua sumur pengeboran melalui EMP Bentu Ltd memungkinkan pendapatannya untuk 2022 meningkat. Bargaining position berpeluang tinggi di saham ini. Inilah salah satu yang menarik di saham-saham grup Bakrie,” papar Aji.

  1. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) denga support kuat di 130 dan resistance minor di 169 dan berpeluang menguat ke 182.

“BRMS telah menemukan cadangan bijih emas sebesar 4,6 juta ton di Poboya, Palu, Sulawesi Tengah melalui anak perusahaanya PT Citra Palu Minerals (CPM). Ini menjadikan saham BRMS prospektif sehingga bargaining position juga berpeluang terjadi saham ini,” ujarnya.

  1. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan support di 76 dan resistance

Menurut dia, kemungkinan emiten BUMI akan melakukan ekspansi tambahan dengan kenaikan harga batu bara sehingga bargaining position juga berpeluang terjadi di saham ini.

“Saya rekomendasikan buy position untuk tiga saham grup Bakrie tersebut,” tuturnya.

  1. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dengan support di 1.555 dan resistance di 1.840.

Saham lain di industri perbankan yang mengalami penurunan dari harga tertingginya adalah BRIS. Rilis kinerja 2021 emiten bank BUMN syariah ini mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 38,42% menjadi Rp3,03 triliun dari sebelumnya Rp2,19 triliun.

“Inilah yang menyebabkan saham ini menjadi menarik untuk akumulasi beli,” ucapnya. “Saya rekomendasikan akumulasi beli untuk saham BRIS.”

  1. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dalam kisaran support di 3.800 dan resistance di 4.300.

Saham Unilever telah mengalami penurunan seiring penurunan laba bersih 2021 yang hanya Rp5,76 triliun dari sebelumnya Rp7,97 triliun. Akan tetapi, penurunan saham UNVR sudah mulai terbatas dengan support di 3.800 dan resistance di 4.300.

“Saya melihat meski alur distribusi masih terjadi di saham ini, sebaikanya lakukan akumulasi dengan buy on support atau buy on weakness cukup menarik,” katanya.

  1. PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) dengan support di 150 dan resistance di 172.

Yang tak kalah menarik dan cukup ramai, lanjut dia, untuk perdagangan sepekan ke depan adalah saham IATA. Ini terkait berita perubahan core bisnis IATA yang sudah rilis. Saham ini cukup menarik perhatian walaupun kenaikannya sudah cukup tinggi. Meskipun, ada pepatah yang mengatakan buy on rumour, sell on fact.

Saham grup MNC ini mengubah core bussines-nya dari angkutan penerbangan menjadi sektor batu bara. Perubahan bisnis ini cukup menarik dan harga sahamnya juga mengalami kenaikan. Estimasi 2022 ini adalah penguatan pendapatan pada emiten IATA.

Peralihan bisnis ini, menurut Aji, sesuai dengan momentum di mana harga batu bara sedang tinggi-tingginya. Nama berubah menjadi MNC Energy. “Ini yang menyebabkan potensi penguatan masih ada. Saya rekomendasikan speculative buy untuk IATA,” imbuhnya.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button