Market

Inilah Saham-saham Pilihan Senin, 31 Januari 2022

Potensi penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) awal pekan ini ditengarai lebih besar daripada potensi penurunannya. Begitu juga dengan arahnya sepekan ke depan. Inilah saham-saham pilihannya.

Menurut analis, pasar akan fokus pada aksi korporasi berbagai emiten dan laporan keuangannya untuk full year 2021. Pasar sudah berekspektasi laporan keuangan mereka bakal menunjukkan kinerja yang cerah.

Mungkin anda suka

IHSG menutup perdagangan Jumat (28/1/2022) dengan penguatan 34,35 poin (0,52%) ke posisi 6.645,511. Tertingginya berada di level penutupan tersebut dengan level terendah di 6.603,491 dari posisi pembukaan di angka hijau 6.618,718. Total nilai transaksi mencapai Rp11,6 triliun di mana investor asing mencatatkan aksi beli bersih senilai Rp214,8 miliar.

NS Aji Martono, Ketua Umum Perkumpulan Profesi Pasar Modal Indonesia (Propami) mengatakan, koreksi turun yang terjadi beberapa kali di pekan lalu akibat sentimen ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed telah membuat IHSG berada pada level tebawahnya dan kembali bangkit.

“Ini menjadi dasar bagi IHSG untuk melanjutkan penguatan di awal pekan ini. Begitu juga dengan sepekan ke depan yang merupakan pekan pertama di bulan Februari,” katanya kepada Inilah.com melalui sambungan telepon di Jakarta, Jumat (28/1/2022).

Oleh karena itu, Aji menegaskan, proses bottoming IHSG sudah mulai terlihat dan menjadi kesempatan bagi para pelaku pasar untuk melakukan bargaining position atau bargaining hunting.

Arah IHSG di Awal Pekan dan Sepekan ke Depan

“Secara teknikal, peluang penguatan lebih lanjut masih ada dengan support IHSG berada di 6.610 dan potensi penguatan ke resistance di 6.673 untuk Senin ini,” ujarnya.

Sedangkan untuk sepekan ke depan, kata dia, IHSG berpeluang ranging dalam kisaran terbatas dengan support 6.580 dan resistance 6.694 dengan kecenderungan menguat juga. “Peluang penguatan dalam sepekan ke depan lebih dominan daripada peluang pelemahan,” timpal dia tandas.

Memang, menurut Aji kisaran penguatan IHSG berpeluang cukup kecil karena pasar masih menunggu perkembangan dari berita-berita aksi korporasi dan laporan kinerja keuangan untuk full year 2021.

Pasar juga merespons positif beberapa perusahaan yang baru listed dan cukup menjanjikan. Dua saham tersebut adalah PT Net Visi Media Tbk (NETV) dan PT Mitra Angkasa Sejahtera Tbk (BAUT).

“Dua saham ini terus mengalami kenaikan tajam dan masuk kategori ARA atau Auto Rejection Atas. Penguatan IHSG juga salah satunya terpompa oleh dinamika di dua saham ini,” papar Aji.

Katalis Positif dari Aksi Korporasi dan Kinerja Emiten

Pelaku pasar juga, lanjut dia, akan merespons positif laporan keuangan berbagai emiten untuk full year 2021 yang diekspektasikan dapat menunjukkan kinerja yang positif atau di atas harapan pasar. “Ini juga menjadi salah satu katalis positif selain aksi-kasi korporasi yang dilakukan oleh emiten,” tuturnya.

Pada Februari ini, kata dia, akan banyak emiten yang merilis laporan keuangannya. Meskipun, rilis kinerja paling banyak biasanya terjadi pada April. “Ini juga yang membuat bottom dari saham-saham sudah mulai terlihat untuk bargaining position posisi beli pada saham-saham yang akan rilis di Februari meski belum semua saham melaporkan kinerjanya,” papar Aji.

Yang jelas, pasar sudah melihat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi terkait dengan kinerja emiten dengan ekspektasi pertumbuhan yang masih positif di masa pandemi ini.

“Saya melihat, saham-saham di sektor farmasi dan rumah sakit sudah mulai masuk ke dalam portofolio pasar investor. Begitu juga dengan saham-saham bank besar,” ucapnya.

Kinerja Emiten Bank-bank Besar dan Bank Digital

Lebih jauh Aji menjelaskan, bank-bank besar telah merilis kinerja keuangannya, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dengan kinerja yang positif. Ini menjadi patokan pasar untuk bank-bank lainnya, terutama bank yang core bisnisnya fokus ke digital banking, seperti PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB).

“Pelaku pasar melakukan bargain hunting kembali di saham BBYB sehingga kemungkinan akan tembus angka psikologis 2.000-nya kembali atau koreksi ke atas setelah penurunan sebelumnya,” tuturnya.

Dengan demikian, dia menegaskan, aksi-aksi korporasi individual emiten akan dominan mewarnai sentimen pasar di pekan ini. “Sekarang, 50 persen pelaku pasar mengambil keputusan investasi mereka berdasarkan kinerja fundamental,” ucapnya tandas.

Namun yang perlu menjadi perhatian pelaku pasar, kata Aji, adalah sentimen dari faktor geopolitik. “Ini menjadi country risk baik dari eksternal seperti ketegangan Rusia-Ukraina maupun dari dalam negeri terkait dengan pembiayaan Ibu Kota Negara baru atau IKN yang berasal ABPN,” ungkap Aji. “Semoga tidak ada country risk dan gejolak keuangan dunia.”

Akan tetapi, dia menggarisbawahi, pada pekan lalu isu IKN dan Rusia-Ukraina tidak terlalu mengganggu kinerja perdagangan di lantai bursa.

“Investor sudah mulai cerdas membaca dalam hal sentimen aksi korporasi dan performance fundamental masing-masing emiten yang cerah dan harapan ke depannya yang lebih baik. Penurunan justru jadi kesempatan untuk melakukan akumulasi beli,” ujarnya tandas.

Saham-saham Pilihan

Di atas semua itu, Aji merekomendasikan beberapa saham pilihannya. Ini sebagai bahan pertimbangan para pemodal di bursa saham, terutama untuk saham-saham BUMN. Sebab, menurut dia, harga-harga sahamnya masih cukup rendah dan memberikan potential upside yang lebih baik untuk jangka pendek-menengah. Saham-saham tersebut adalah:

  1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang menarik bagi investor mengakumulasinya dalam kisaran 1.745-1.800.
  2. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dalam kisaran 1.325-1.360. “Ini saham antik karena tembus level tertingginya di 1.700-an. Setelah turun ke bawah 1.500-an, saham ini terlihat mengalami akumulasi beli,” ujarnya.
  3. PT Timah Tbk (TINS) dalam kisaran di bawah 1.400-an. Posisi ini sebenarnya merupakan level psikologis untuk kembali mantul ke atas. Tapi, secara teknikal, lebih menarik lagi untuk akumulasi dalam kisaran support yang paling bagus di 1.375-1.390.
  4. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dalam kisaran 1.530-1.490. Dari sisi sentimen fundamental, saham BSI akan merilis kinerja yang positif dengan performace keuangan yang baik sehingga dengan harga saat ini yang stagnan memberikan level angka yang menarik. “Sebab, harga saham ini memungkinkan bergerak ke atas dalam sepekan ke depan,” timpal Aji.

“Saya rekomendasikan akumulasi beli saham-saham tersebut karena potential upside cukup menarik untuk jangka pendek-menengah,” imbuhnya.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button