Market

Inilah Sejarah BSI, Bank dengan Aset Terbesar tapi Kena Serangan Virus

Bank Syariah Indonesia menjadi topik perbincangan hangat masyarakat Indonesia usai mengalami eror akibat dugaan serangan virus ransomware yang membuat seluruh sistem dan pelayanannya terhenti.

Hal ini membuat para nasabah tidak bisa membuka aplikasi ataupun transaksi di berbagai metode pembayaran. 

Tidak hanya itu, organisasi LockBit yang mengaku sebagai hacker yang menyerang sistem Bank Syariah mengaku telah mengambil 15 juta data nasabah dari Bank BSI.

Hal ini membuat banyak masyarakat yang mulai mempertanyakan sistem keamanan perbankan dan data konsumen di Indonesia. Lantas bagaimana sejarah terbentuknya Bank BSI dan siapa yang membentuknya? Berikut informasinya.

Sejarah Bank BSI pertama kali berdiri pada 1 Februari 2019 atau 19 Jumadil Akhir 1442 H yang diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara.

Bank berbasis syariah ini merupakan hasil merger antara PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah. Secara resmi, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) mengeluarkan izin koalisi tiga bank syariah ini pada 27 Januari 2021 lalu di dalam surat Nomor Nomor SR-3/PB.1/2021.

Tak lama setelah itu, Presiden Joko Widodo kembali meresmikan kehadiran Bank Syariah Indonesia (BSI) pada 1 Februari 2021. Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Hery Gunardi mengaku bangga karena peresmian merger bank ini dilakukan di Istana Negara.

Berdasarkan berbagai sumber, berikut komposisi pemegang saham BSI: PT Bank Mandiri (Persero Tbk 50,83 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 24,85 persen, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 17,25 persen. Sisanya dipegang oleh shareholders dengan nilai saham masing-masing di bawah 5 persen.

Profil Bank BSI

Bank Syariah Indonesia atau dikenal dengan Bank BSI pertama kali berdiri pada 1 Februari 2019. Dari awal berdirinya bank ini, Hery Gunardi mendapat kepercayaan menjabat posisi Direktur Utama Bank BSI bersama Bob Tyasika Ananta sebagai Wakil Direktur Utama.

Bank Syariah Indonesia didirikan untuk memberikan akses perbankan dan solusi keuangan syariah seiring bertumbuhnya penerapan gaya hidup halal di kalangan masyarakat muslim Indonesia.

Namun berbeda dengan bank syariah lainnya, Bank BSI tidak hanya menjual kata “syariah” untuk menarik calon nasabah. Seluruh sistem perbankan, pelayanan, dan modal aset semuanya diterapkan menggunakan ajaran syariat Islam.

Salah satu bentuk nyatanya bisa dilihat dari nilai dan budaya yang diterapkan Bank BSI yang disebut “Akhlak”:

  • Amanah: memegang teguh kepercayaan yang diberikan
  • Kompeten: terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
  • Harmonis: saling peduli dan menghargai perbedaan
  • Loyal: berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
  • Adaptif: terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan atau menghadapi perubahan
  • Kolaboratif: membangun kerja sama yang sinergis

Nilai dan budaya Bank BSI kemudian diterapkan di dalam visi dan misi perusahaan. Berikut adalah visi dan misi Bank BSI yang tercantum di dalam halaman website resminya:

Visi:

Top 10 Bank Syariah Global

Misi:

  1. Memberikan akses solusi keuangan syariah di Indonesia

    Melayani >20 juta nasabah dan menjadi top 5 bank berdasarkan aset (500+T) dan nilai buku 50 T di tahun 2025.
  2. Menjadi bank besar yang memberikan nilai terbaik bagi para pemegang saham

    Top 5 bank yang paling profitable di Indonesia (ROE 18 persen) dan valuasi kuat (PB>2).
  3. Menjadi perusahaan pilihan dan kebanggaan para talenta terbaik Indonesia

    Perusahaan dengan nilai yang kuat dan memberdayakan masyarakat serta berkomitmen pada pengembangan karyawan dengan budaya berbasis kinerja.

Sejarah berdirinya Bank BSI memang membawa banyak perubahan terhadap industri perbankan syariah di Indonesia.

Salah satu prestasi membanggakan yang dihasilkan oleh bank yang baru berusia 2 tahun ini adalah mendapat peringkat keenam sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia pada 2022.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button