Inilah Skrining Genetik Embrio Pertama di Indonesia


Bumame menggandeng Naleya Genomik Indonesia (NGI) meluncurkan layanan Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidies (PGTA). Layanan ini dirancang untuk mengidentifikasi jumlah kromosom pada embrio, membantu meningkatkan peluang kehamilan dan mengurangi risiko keguguran bagi pasien yang menjalani proses fertilisasi In Vitro (IVF).

Kerjasama ini menandai perluasan signifikan dalam penawaran layanan kesehatan genetik di Indonesia. Bumame, yang telah sukses menjadikan tes NIFTY sebagai pilihan utama dalam Non-invasive Prenatal Testing (NIPT) di Indonesia, kini melanjutkan inovasinya dengan teknologi PGTA, yang telah terbukti di lebih dari 45 negara dan 600 institusi medis global.

James Wihardja, CEO Bumame, menegaskan, “Kami berkomitmen untuk meningkatkan akses ke layanan kesehatan reproduksi yang canggih dan terjangkau. Kerjasama ini bukan hanya tentang pengenalan teknologi baru, tetapi juga tentang memperkaya kapasitas sumber daya manusia Indonesia dalam bidang genomika reproduktif.”

PGTA tersedia dalam dua varian: PGTA Core dan PGTA Plus, keduanya memanfaatkan teknologi amplifikasi genom utuh dan preparasi pustaka yang meningkatkan akurasi diagnosis. 

Bumame berharap inisiatif ini dapat memenuhi kebutuhan yang berkembang akan solusi kesehatan reproduksi di Indonesia, terutama mengingat prediksi The Lancet bahwa tingkat fertilitas global akan menurun di masa depan.

Layanan ini diharapkan bisa memajukan praktik IVF di Indonesia, yang mencatat lebih dari 7.000 siklus pada tahun 2016 dengan tingkat keberhasilan 28%. 

Dengan teknologi terdepan, Bumame yakin dapat membawa perubahan signifikan dalam peningkatan kehamilan sehat dan kemajuan bidang fertilitas serta genomika reproduktif di Indonesia.