News

INILAHREWIND 2022: Tutup Pintu Kematian Satu Keluarga di Kalideres

inilahrewind-2022:-tutup-pintu-kematian-satu-keluarga-di-kalideres

Selasa, 27 Des 2022 – 03:47 WIB

Mungkin anda suka

INILAHREWIND 2022: Tutup Pintu Kasus Keluarga Tewas di Kalideres

Tampak depan rumah tempat ditemukannya empat jenazah satu keluarga di Citra Garden 1 Exit Blok AC 5/7, RT 7/ RW 15, Kalideres, Jakarta Barat (Inilah.com/Harris Muda)

Butuh waktu satu bulan untuk kepolisian mengungkap misteri kematian satu keluarga di Perum Citra Garden I, Kalideres, Jakarta Barat.

Sejak pertama kali ditemukan Kamis (10/11/2022), Polsek Kalideres, Polres Metro Jakarta Barat, sampai Polda Metro Jaya bahu-membahu mencari penyebab kematian 4 anggota keluarga, masing-masing ayah Rudyanto Gunawan (71), ibu Renny Margaretha (68), paman Budyanto Gunawan (68), dan anak Dian Febbyana (42).

Sebelum pada kesimpulan, beragam spekulasi mewarnai perjalanan kasus yang membetot perhatian nasional tersebut.

Mulai dari pembunuhan, kelaparan, keracunan, bunuh diri karena lilitan utang, hingga akhiri hidup karena aliran sesat.

Tak ada yang luar biasa saat empat anggota keluarga ini ditemukan tak bernyawa pertama kali. Polisi setelah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) mulai menyusun dugaan sementara. Setelah tak menemukan luka pada tubuh korban, polisi mencoret kemungkinan kematian akibat pembunuhan.

Penyelidikan berlanjut, polisi kembali melakukan olah TKP dengan dugaan kelaparan.

Setelah menemukan sampah makanan, polisi menggandeng Dokter dan ahli forensik. Hasilnya, empat anggota keluarga bukan tewas karena kelaparan. Dua orang di antaranya diketahui makan tiga hari sebelum meninggal dunia.

Mereka adalah si paman, Budyanto Gunawan (68), dan keponakannya, Dian Febbyana (42). Fakta tersebut diketahui setelah dokter dan ahli memeriksa feses keduanya.

“Kita bisa menyatakan bahwa yang bersangkutan atau almarhum Budiyanto dan almarhum Dian telah makan setidaknya tiga hari sebelum yang bersangkutan meninggal dunia,” ujar tim ahli kedokteran forensik, Kepala Departemen Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Ade Firmansyah Sugiharto, dalam konferensi pers, Jumat (9/12/2022).

Informasi kembali berkembang setelah keluarga tersebut sebelumnya diketahui memiliki kendaraan mobil dan juga motor, namun tak tampak saat jasad ditemukan.

Polisi bergerak menelusuri jejak kendaraan korban dengan dugaan satu keluarga nekat mengakhiri hidup karena terlilit utang.

Namun setelah melakukan pendalaman, kendaraan korban dijual secara legal, dan uangnya bukan untuk bayar utang.

Dugaan terlibat aliran sesat menguat setelah penggeledahan terakhir, polisi menemukan kain bertuliskan mantra. Dengan menggandeng sosiolog agama, polisi mencoba menguatkan dugaan korban meninggal karena aliran kepercayaan tertentu.

Meski ada bukti otentik kain berisi mantra, dugaan aliran sesat kepada satu keluarga nyatanya tak begitu kuat.

Hingga akhirnya pada Jumat (9/12/2022), atau sebulan berselang, polisi secara resmi memutuskan menutup penyelidikan setelah kasus ini terpecahkan.

Kesimpulannya, empat orang anggota keluarga Kalideres itu dinyatakan meninggal dunia secara wajar dalam kondisi tak wajar.

Dalam penyelidikan kasus Kalideres ini, penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengedepankan penyidikan secara ilmian (scientific investigation). Penyelidikan dilakukan secara interkolaborasi melibatkan ahli digital forensik, laboratorium forensik, psikolog forensik, hingga sosiolog agama.

“Ketika kita melakukan penyelidikan ilmiah kita harus telusuri dan analisis bukti yang tersedia untuk memastikan hasilnya akurat dan dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, di Polda Metro Jaya, Jumat (9/12/2022).

Penyelidikan dilakukan dengan metode deduktif dan induktif. Dalam perjalanannya, polisi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengungkap kasus ini lantaran kasus ini dinilai cukup rumit.

“Dalam kasus ini memang kasus yang cukup rumit dan butuh metode yang extraordinary. Seperti contoh saat autopsi itu tidak hanya satu kali, tapi kita pemeriksaan lanjutan dan berhasil temukan feses. Dari feses kita dapat petunjuk. Jadi ini kami butuh waktu yang cukup lama,” ujar Hengki.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button