Market

INILAHREWIND: Keraguan Masa Lalu Kripto yang Jadi Kenyataan

Sudah jatuh tertimpa tangga!, hal ini bisa menjadi kiasan bagi para investor yang berkecimpung dalam investasi mata uang kripto. Karena saat dunia sedang menghadapai resesi atau krisis, kripto menjadi salah satu sektor yang terkena imbasnya. Meskipun beberepa sektor lainnya juga ikut terdampak, tapi dalam beberapa kasus mata uang kripto ini terperosok cukup dalam. Tapi bisa dibilang 2022 ini adalah masa keruntuhan aset kripto dunia.

Pada awal kemunculannya, mata uang digital ini memang banyak mendapatkan kendala dan rintangan. Bahkan kegagalan juga terus mengiringi perjalanan mata uang baru ini di dunia. Namun setelah berhasil diterima publik, kripto menjadi salah satu instrumen investasi yang menjadi incaran banyak orang termasuk masyarakat Indonesia.

Menurut data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlah investor aset kripto di Indonesia hingga Februari 2022 mencapai 12,4 juta orang. Angka ini cukup fantastis jika melihat keberadaan mata uang tersebut yang masih belum mendapat pengakuan sebagai alat tukar dari pemerintah.

Hingga saat ini Pemerintah Indonesia masih terus mempertimbangkan apakah aset kripto bisa menjadi salah satunya alat tukar sama seperti uang kartal. Kabar baik mulai terdengar pada awal 2022, karena pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana akan meluncurkan dan membuat bursa perdagangan aset kripto. Teknisnya hampir sama dengan bursa perdagangan saham dan obligasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Namun hingga akhir 2022 keberadaan bursa kripto di Indonesia masih belum jelas, bahkan tenggelam begitu saja. Peresmian dan peluncuran wadah ini terus molor hingga membuat para investor dan komunitas investor aset kripto merasa khawatir. Padahal menurut mereka aset kripto ini bisa menjadi instrumen investasi yang menjanjikan dan bisa memberikan cuan besar.

Jatuh Bangun Kripto Sejak Kelahirannya

Tapi jika berkaca pada masa lalu saat pertama kalinya aset kripto ini muncul banyak pihak yang meragukannya. Aset kripto ini sebenarnya sudah ada pada 1980-an. Kala itu konsep aset ini mulai diperkenalkan oleh seorang ilmuwan dan matematikawan asal Amerika Serikat bernama David Chaum.

Saat itu dia menemukan algoritma khusus yang kemudian menjadi dasar dari enkripsi webside modern dan transfer mata uang elektronik yang ada saat ini.  Chaum kemudian mengembangkannya kembali pada 1990-an hingga akhirnya munculah mata uang digital pertama bernama DigiCash. Tapi sayangnya inovasi itu gagal karena kurang diterima publik. Setelah itu, muncul kembali aset kripto bernama b-money, namun bernasib sama dengan DigiCash.

“Belasan tahu kemudian, seorang insinyur perangkat lunak andal bernama Wei Dai menciptakan b-money. Sayangnya, b-money juga berakhir seperti DigiCash tidak berkembang,” tulis Bappebti dari media sosial resminya.

Meski gagal bukan berarti konsep itu langsung mati begitu saja. Sebab pada 2008 konsep aset digital ini kembali muncul dan kembali diperkenalkan oleh Satoshi Nakamoto. Dia mulai memperkenalkan lagi konsep aset kripto lewat sebuah buku yang berjudul ‘Bitcoin-A Peer to Peer Electrococ Cash System’.

Tak butuh waktu lama, Satoshi meluncurkan mata uang kripto bernama Bitcoin ke publik setahun setelah peluncuran bukunya itu. Nasib Bitcoin berbeda dengan pendahulunya, karena Bitcoin mendapatkan dukungan dari para pelaku kriptografi. Setelah itu tepatnya 2010 baru mulailah bermunculan mata uang kripto lainnya ke publik.

“Sejak tahun itu, harga mata uang kripto mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hingga kini mata uang kripto yang di Indonesia dikategorikan sebagai komoditi yang disebut dengan aset kripto, perdagangannya diawasi oleh Bappebti mengalami perkembangan yang positif,” tulis Kemendag.

Investor Kripto Berjaya Berkat Miliarder

Dengan tingginya antusias dari masyarakat, membuat beberapa negara mulai menerima keberadaan aset kripto. Bahkan beberapa pihak seperti pendiri Tesla Inc, Elon Musk yang membuka diri untuk bertransaksi dengan aset kripto. Saat itu tepatnya 14 Desember 2021, Musk sempat menulis di akun Twetternya jika Tesla menerima pembayaran dengan Degocoin. Sejak saat itu aset degocoin melejit dan berdampak kepada aset kripto lainnya.

Melihat perkembangan aset digital tersebut yang semakin cepat membuat pemerintah Indonesia mulai kembali mempertimbangkan keberadaan kripto. Bahkan Indonesia berharap pertumbuhan transaksi kripto itu bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang terlibat di dalamnya. Selain itu hal ini juga bisa menjadi pemasukan bagi pendapatan negara melakui skema pajak.

Namun kisah tragis kripto terjadi pada pertengah 2022, dimana saat itu salah satu token favorit investor yakni Terra Luna anjlok secara dranstis. Hal ini membuat aset kripto lainnya termasuk Bitcoin juga ikut anjlok.

Token Kripto Anjlok dan Perusahaan Bangkrut

Pada Kamis, 12 Mei 2022, CointmarketCap sempat mencatatkan kejatuhan Terra LUNA ini mencapai 96,39 persen dalam waktu 24 jam. Saat itu Terra LUNA hanya senilai US$ 0,32 atau setara Rp4.659 per koinnya.

Padahal harga token ini saat pertama kali muncul senilai US$ 0,8 per koin, dan bahkan sempat mencatatkan nilai tertingginya US$ 119,55 per koinnya pada April 2022. Aset ini pernah menjadi aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar senilai US$ 40 miliar.

Anjloknya Terra LUNA ini sempat memakan korban, sebab beberapa investornya kabarnya ada yang sampai bunuh diri akibat kejatuhan aset ini. Sebab mereka mengalami kerugian miliaran dolar AS dalam waktu kurang dari semalam.

Kehancuran aset kripto ini di tutup dengan bangkrutnya bursa kripto terbesar, FTX pada akhir 2022 tepatnya pada Jumat (11/11) lalu. Saat itu platform itu tengah mengurus kebangkrutannya setelah CEO mereka, Sam Bankman-Fried menyatakan mundur dari perusahaan.

CNCB Internasional melaporkan FTX memiliki lebih dari 100.000 kreditur, aset dalam kisaran US$ 10 miliar (Rp154 triliun) hingga US$ 50 miliar (Rp773 triliun), serta kewajiban dalam kisaran US$ 10 miliar hingga US$ 50 miliar.

Dalam beberapa hari, valuasi FTX berubah dari US$ 32 miliar (sekitar Rp 501 triliun) menjadi dalam status kebangkrutan karena likuiditas mengering. GameStop sedang menelaah kemitraannya dengan FTX.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button