Inter Milan melanjutkan performa impresif mereka di Liga Champions musim ini dengan mencatat kemenangan keempat secara beruntun, usai mengalahkan RB Leipzig 1-0 di Giuseppe Meazza pada Selasa malam (26/11). Gol kemenangan dicetak lewat gol bunuh diri Castello Lukeba setelah menerima umpan dari bola mati Federico Dimarco.
Kemenangan ini tidak hanya menempatkan Inter di puncak grup, tetapi juga mencatatkan sejarah: untuk pertama kalinya sejak musim juara mereka di 2009-10 di bawah asuhan Jose Mourinho, Nerazzurri meraih empat kemenangan berturut-turut di Liga Champions.
Statistik Mengesankan Inter di Liga Champions Musim Ini
Inter Milan menjadi satu-satunya tim di kompetisi yang belum kebobolan sejauh ini.
Mereka memulai perjalanan musim 2024-25 dengan hasil imbang tanpa gol melawan Manchester City, diikuti kemenangan telak 4-0 atas Crvena Zvezda, kemenangan 1-0 atas Young Boys dan Arsenal, serta hasil terbaru melawan Leipzig.
Rekor dan Performa Bersejarah
Sebelumnya, Inter terakhir kali mencatatkan kemenangan beruntun empat laga atau lebih di Liga Champions pada musim 2009-10, ketika Mourinho membawa mereka meraih trofi. Kala itu, Inter memenangkan enam pertandingan beruntun, termasuk kemenangan agregat melawan Chelsea, CSKA Moscow, dan kemenangan krusial 3-1 atas Barcelona di semifinal.
Musim itu ditutup dengan kemenangan 2-0 atas Bayern Munich di final, mengukuhkan treble yang tak terlupakan dalam sejarah klub.
Dari Masa Kelam ke Kegemilangan
Setelah bertahun-tahun gagal melampaui babak 16 besar (2018-2022), Inter kini menunjukkan taring mereka kembali di pentas Eropa. Bahkan saat mencapai final musim 2022-23, mereka tidak pernah memenangkan lebih dari dua laga berturut-turut.
Dengan performa ini, Inter Milan kembali menempatkan diri sebagai salah satu tim favorit untuk melaju jauh di Liga Champions musim ini, menghidupkan kembali harapan akan kejayaan seperti yang mereka raih di bawah Mourinho.
Tantangan Berikutnya
Dengan satu laga grup tersisa, Inter berharap mempertahankan rekor sempurna dan mengukuhkan dominasi mereka di Eropa. Performa solid di lini belakang dan konsistensi mencetak gol menjadi senjata utama yang bisa membawa mereka kembali ke kejayaan seperti tahun 2010.
Interisti kini hanya bisa berharap, apakah sejarah akan terulang musim ini?