Kanal

Intip Kehebatan Rudal Kinzhal Rusia yang Bikin Ukraina ‘Panas Dingin’

Rudal Kinzhal milik Rusia membuat ‘panas dingin’ Ukraina. Rudal hipersonik ini tak bisa diadang oleh sistem pertahanan Ukraina. Seberapa hebat rudal Rusia ini sehingga Ukraina tak bisa menghadapinya? Sistem pertahanan seperti apa yang bisa melawannya?

“Sistem pertahanan udara kami mampu menembak jatuh rudal jelajah. Sayangnya, kami berurusan dengan rudal Kinzhal dan Kh-22 dan kami tidak dapat melawan rudal ini sejauh ini karena mereka mengikuti jalur penerbangan balistik dan kami tidak memiliki kemampuan untuk melawan mereka,” kata Yury Ignat, Juru Bicara Komando Angkatan Udara Ukraina, Kamis (9/3/2023).

Rusia menghujani Kiev, Lviv, dan kota-kota besar lainnya di seluruh Ukraina dengan apa yang dikatakan para pejabat sebagai rangkaian rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebanyak 81 rudal digunakan dalam serangan besar-besaran terhadap infrastruktur Ukraina, termasuk enam rudal balistik Kinzhal yang memiliki kemampuan untuk menghindari pertahanan udara Kiev, kata militer Ukraina.

“Serangan itu benar-benar berskala besar dan untuk pertama kalinya menggunakan berbagai jenis rudal. Kami melihat kali ini sebanyak enam Kinzhal digunakan. Ini adalah serangan yang saya tidak ingat pernah lihat sebelumnya,” tambah Yury Ignat di televisi Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa pasukan Rusia memang telah melakukan serangan balasan besar-besaran terhadap fasilitas infrastruktur Ukraina pada Kamis (9/3/2023) termasuk dengan menggunakan rudal hipersonik ini. Serangan dilakukan sebagai balasan atas teror Kiev di Wilayah Bryansk, seperti dilansir dari TASS, Jumat (10/3/2023).

Pejabat keamanan Rusia mengklaim kelompok kecil bersenjata Ukraina pekan lalu melintasi perbatasan Rusia ke wilayah Bryansk selatan. Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan badan itu melakukan operasi menyusul nasionalis bersenjata Ukraina yang melanggar perbatasan negara. Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan insiden itu sebagai ‘serangan teroris’. Seorang pejabat setempat mengatakan dua warga sipil tewas.

Aksi balasan yang dilakukan Kremlin itu memang dilakukan dengan senjata presisi, termasuk rudal hipersonik Kinzhal, terhadap infrastruktur militer utama Ukraina, perusahaan pertahanan dan fasilitas energi terkait. Rusia memilih pesawat pencegat Mikoyan MiG-31K dan MiG-31I sebagai pembawa rudal hipersonik Kinzhal yang memiliki kemampuan manuver tinggi dan dirancang untuk melibatkan target darat dan laut.

Serangan rudal hipersonik Kinzhal dilaporkan membentang dari Zhytomyr, Vynnytsia, dan Rivne yang berada di wilayah barat Ukraina hingga ke Dnipro dan Poltava yang ada di Ukraina Tengah dan telah menewaskan sekitar sembilan warga sipil Ukraina.

Pemerintah Ukraina menyebut bahwa serangan itu juga telah memutus aliran listrik di berbagai tempat termasuk ke pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia. Kerusakan ini membuat pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa itu terpaksa beroperasi dengan bantuan tenaga diesel darurat untuk meminimalkan kehancuran.

Bagaimana kehebatan rudak Kinzhal ini?

Kinzhal yang secara bahasa berarti belati ini memiliki kode Kh-47M2. Ini adalah rudal balistik baru yang diluncurkan dari udara Rusia. Nama laporan Barat untuk senjata ini adalah AS-24 atau Killjoy. Beberapa sumber melaporkan bahwa rudal ini bersifat hipersonik.

Sejak 2017, rudal ini diuji dan dievaluasi oleh militer Rusia. Rudal ini pertama kali diungkapkan ke publik pada tahun 2018 dan hanya sejumlah kecil dari rudal ini yang dibuat untuk uji coba dan evaluasi. Mengungkap Military Today, pada 2018 sudah ada 10 pesawat tempur multi-peran jarak jauh MiG-31K dilengkapi dengan rudal ini dan digunakan secara operasional. Rudal Kinzhal direncanakan juga akan dibawa oleh pesawat tempur multi peran siluman Sukhoi Su-57 yang baru.

Saat ini hanya sedikit yang diketahui tentang rudal ini dan kemampuannya. Menariknya, tidak ada informasi yang tersedia tentang rudal Kh-47 asli, selain versi ‘M2’ yang ditingkatkan. Rudal Kinzhal pertama kali digunakan pada tahun 2022 melawan gudang amunisi Ukraina di Ivano-Frankivsk.

Kinzhal menyerupai rudal balistik jarak pendek Iskander versi peluncuran udara. Namun meski penampilannya mirip, itu adalah senjata yang sama sekali berbeda. Kh-47M2 Kinzhal adalah senjata pertahanan jarak jauh. Itu menyerupai rudal balistik AGM-69 SRAM yang diluncurkan dari udara AS yang diadopsi pada awal 1970-an.

Perannya adalah untuk menekan pertahanan musuh dan menyerang target penting. Itu juga dapat dilibatkan untuk menyerang kapal perang musuh, seperti kapal induk, kapal penjelajah dan kapal perusak.

Beberapa sumber melaporkan bahwa rudal ini memiliki jangkauan maksimal hingga 2.000 km. Jika laporan ini benar, berarti secara signifikan memperluas jangkauan pesawat tempur multi-peran Rusia, yang sebelumnya membawa rudal udara-ke-darat dengan jangkauan maksimum beberapa ratus kilometer.

Kinzhal dapat membawa hulu ledak nuklir berdaya ledak tinggi konvensional atau berdaya ledak rendah atau bahkan nuklir hingga 500 kilogram. Rudal ini dapat bermanuver pada semua tahap penerbangannya untuk mengatasi sistem pertahanan udara musuh.

Rudal udara-ke-darat Rusia terbaru cukup akurat karena penggunaan sistem panduan modern dengan kemampuan navigasi satelit. Kemungkinan besar Kinzhal juga sudah dilengkapi kemampuan ini sehingga bisa memiliki CEP atau tingkat akurasi sekitar 10-20 meter.

Media Rusia melaporkan bahwa rudal hipersonik ini mampu berakselerasi hingga kecepatan 5.000 km per jam dalam beberapa puluh detik saja. Kecepatan rudal Kinzhal akan terus meningkat dan dapat mencapai kecepatan tertingginya hingga 14.800 km per jam. Hal ini membuat rudal hipersonik Kinzhal akan sulit untuk dicegat.

Siapa yang bisa mencegatnya?

Setelah serangan rudal besar-besaran termasuk rudal hipersonik Kinzhal oleh pasukan Rusia, pejabat Ukraina menyebutkan semua persenjataan milik Kiev tak ada yang mampu mengadangnya. “Kinzhal hanya dapat ditembak jatuh dengan sistem pertahanan Patriot,” kata pejabat Ukraina.

Patriot awalnya telah disetujui untuk dikirim ke Ukraina oleh Amerika Serikat pada Desember lalu. Pihak Rusia sempat ketar-ketir dengan kehadiran Patriot. Bahkan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan saat itu langsung ‘ngegas’ dan menyebut Patriot akan menjadi sasaran personel Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin sempat menyebut Patriot sebagai ‘sistem yang cukup tua’ dan bersumpah untuk menghancurkannya.

Asisten Sekretaris Angkatan Darat untuk Akuisisi, Logistik dan Teknologi AS Douglas Bush mengatakan kepada Defense News bahwa ia mengantisipasi sistem Patriot untuk tiba di Ukraina ‘segera’ dan siap beraksi. Pasukan AS telah melatih pejuang Ukraina tentang cara menggunakan mesin tersebut.

Juru bicara Pentagon Garron Garn mengatakan kepada Newsweek tentang rudal Patriot ini. “AS memfasilitasi pelatihan Patriot untuk sekitar 65 tentara Ukraina di Fort Sill, Oklahoma,” katanya.

Kehadiran Patriot untuk menghadapi persenjataan Rusia di Ukraina, yang jelas akan memperparah peperangan yang kini tidak hanya melibatkan dua negara tetapi melebar menjadi konflik dua blok dunia. Entah apa yang terjadi berikutnya, kedua pihak akan mengeluarkan masing-masing senjata andalannya untuk saling menghancurkan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button