Iran dan AS Saling Ancam usai Pemimpin Hizbullah Tewas di Tangan Israel


Iran dan AS saling mengancam usai pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel di Beirut, Lebanon pada akhir pekan lalu.

Hizbullah merupakan milisi yang didukung Iran. Kematian pemimpin kelompok ini tentu membuat Iran murka. Sementara itu, AS merupakan sekutu dekat dan kerap membela Israel.

Kepala Staf Angkatan Darat Iran Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi menegaskan mereka akan membalas serangan Israel. “Tunggu saja,” kata dia, seperti dikutip Mehr News, Senin (30/9/2024).

Mousavi juga menyebut ‘darah syuhada’ Nasrallah akan mempercepat kehancuran Israel dan para pemimpinnya.

Para petinggi negara itu, termasuk presiden, mengatakan bahwa Iran akan membalas tindakan kriminal Israel.

Sejumlah pengamat meyakini Iran kali ini akan turun tangan setelah dua pentolan milisi yang didukung mereka tewas.

Di tengah komentar pejabat Iran yang bersumpah akan membalas serangan, AS melontarkan ancaman ke negara Timur Tengah ini.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menekankan jika negaranya bertekad mencegah Iran dan para proksinya memperluas konflik.

Barat menganggap jika Iran meluncurkan serangan balasan, terutama secara langsung, akan meningkatkan konflik dan mengganggu stabilitas di Timur Tengah.

“Jika Iran, mitranya, atau proksinya menggunakan momen ini untuk menargetkan personel atau kepentingan Amerika di kawasan tersebut, AS pasti akan mengambil setiap tindakan yang diperlukan untuk membela rakyat kami,” ujar Austin, seperti dikutip Reuters, Selasa (1/10/2024).

AS juga siap mengerahkan pasukan tambahan ke Timur Tengah untuk menambah kekuatan dan menanggapi berbagai kemungkinan. Meski sejauh ini belum ada angka pasti jumlah personel yang dikirim AS ke Timur Tengah.

Saling ancam AS dan Iran muncul saat Israel menggempur habis-habisan Lebanon dalam dua pekan terakhir.

Akhir pekan lalu, Israel bahkan menggempur anggota Hizbullah yang sedang rapat di markas besar di Beirut. Operasi tersebut menewaskan Nasrallah dan satu tokoh militer Iran.

Kemudian pada Selasa ini, Israel memulai invasi dan serangan darat ke Lebanon selatan. Mereka mengeklaim operasi itu menargetkan fasilitas Hizbullah. Namun, Israel malah mengebom fasilitas sipil seperti kamp pengungsian di Lebanon selatan sehingga menyebabkan 10 orang meninggal.