Iran Kutuk Pengakuan Israel atas Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh


Iran mengecam apa yang disebutnya sebagai ‘pengakuan kurang ajar’ Israel atas pembunuhan mantan kepala Hamas Ismail Haniyeh di Teheran. Iran menuduh Israel melakukan kejahatan keji dan membela respons serangan rudalnya terhadap Tel Aviv.

“Pengakuan yang kurang ajar ini menandai pertama kalinya rezim Israel secara terbuka mengakui tanggung jawabnya atas kejahatan keji ini,” kata duta besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani dalam surat yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB, Selasa (24/12/2024).

Sehari sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, membuat pernyataan resmi pertama kalinya dan mengakui negaranya bertanggung jawab atas pembunuhan itu. Haniyeh, yang terlihat memimpin upaya negosiasi Hamas untuk gencatan senjata di Gaza, tewas di sebuah wisma tamu di Teheran pada 31 Juli. Ia dilaporkan kehilangan nyawanya akibat alat peledak yang telah ditempatkan agen Israel beberapa minggu sebelumnya.

Israel tidak pernah mengakui pembunuhan Haniyeh, tetapi Iran dan Hamas mengaitkan kematian pemimpin politik Hamas itu dengan keterlibatan negara yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tersebut. Pada Oktober 2024, Iran mengatakan telah menembakkan 200 rudal ke Israel sebagai respons atas pembunuhan tersebut. Israel mengatakan sebagian besar proyektil dicegat baik oleh pertahanan udaranya sendiri maupun oleh angkatan udara sekutu.

Iravani menyebut pembunuhan Haniyeh oleh Israel sebagai tindakan teroris yang keji, dan menambahkan bahwa pernyataan Katz menunjukkan Iran dibenarkan dalam menyerang Israel sebagai pembalasan.

“Hal ini juga menegaskan kembali legitimasi dan legalitas respons defensif Iran pada 1 Oktober 2024, serta posisi Iran yang konsisten bahwa rezim pendudukan dan teroris Israel tetap menjadi ancaman paling serius bagi perdamaian serta keamanan regional maupun internasional,” tambahnya.

Pada 27 September, Israel membunuh kepala Hizbullah Hassan Nasrallah dalam pemboman Beirut, yang diikuti oleh pembunuhan penerus Haniyeh, Yahya Sinwar pada 16 Oktober di Gaza.

Para pejabat Israel mengatakan Sinwar mendalangi serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 dan memicu perang yang hingga kini masih berlangsung di Jalur Gaza. Perang Israel ke Gaza ini telah menewaskan puluhan ribu orang dan menghancurkan sebagian besar wilayah Palestina.