News

Komentari Manuver Anies di Debat Capres, Jokowi Mestinya Berdiri di Tengah


Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Kahfi Adlan Hafiz menyatakan meski secara normatif tidak ada pengaturan eksplisit mengenai netralitas presiden, namun berpihak pada salah satu paslon sangatlah tidak etis.

Pernyataan itu disampaikan, menyusul Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mempersalahkan manuver calon presiden (capres) Anies Baswedan, dalam debat ketiga Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.

“Presiden memiliki kekuasaan atas sumber daya negara dan birokrasi. Tentu ia harus berdiri diatas semua pihak agar negara dapat menjamin kesetaraan politik bagi tiap kandidat,” jelas Kahfi kepada inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Rabu (10/1/2024).

Ia menyebut memang tidak dapat dipungkiri bahwa keberpihakan Jokowi semakin terlihat, kala Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres, dan bersanding dengan Prabowo Subianto.

“Pernyataan (mengenai debat capres dari) beliau (Jokowi) kemarin, mungkin bisa jadi salah satu wujud keberpihakan. Ini yang kami khawatirkan bila ada upaya membangun politik dinasti,” tegasnya.

Tak hanya itu, Kahfi menyinggung keberpihakan presiden akan salah satu paslon, tentu mengancam konsolidasi demokrasi.

“Harusnya ada semacam garis imajiner yang membatasi perilaku politik para pejabat publik, yang penting disadari untuk tetap menjaga demokrasi,” ujarnya.

Batas atau barrier ini, lanjut dia, harus dipahami sebagai batasan-batasan etik yang walaupun tidak tertulis dalam peraturan, namun tetap ditaati.

“Bila berpihak, maka muncul conflict of interest, dan implikasinya potensi penggunaan state resource akan semakin besar,” tutup Kahfi.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyoroti gelaran debat ketiga Pilpres 2024, yang digelar pada Minggu (7/1/2024). Menurutnya, debat kemarin tidak edukatif  karena banyak serangan yang bersifat personal.

Menurut dia, serang menyerang wajar dalam debat asalkan seputar kebijakan atau visi. Bukan personal. “Saling menyerang enggak apa-apa tapi kebijakan, policy, visinya yang diserang. Bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira enggak baik dan enggak mengedukasi,” kata Jokowi di Serang, Banten, Senin (8/1/2024).

KPU, kata dia, perlu memperbaiki format debat agar lebih edukatif bagi masyarakat luas. “Saya kira akan banyak yang kecewa, sehingga debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu-rambu sehingga hidup,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, putra pertama Jokowi, Gibran Rakabuming Raka adalah calon Wakil Presiden nomor urut 2 yang berpasangan dengan Prabowo Subianto.
 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button