Sikap kuasa hukum Ferdy Sambo mengeksepsi dakwaan jaksa turut ditanggapi Ketua Komunitas Civil Society Indonesia, Irma Hutabarat. Dia menilai pihak Ferdy Sambo tak paham persoalan karena memaksakan adanya unsur pelecehan seksual dalam perkara pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J). Kendati melihat surat dakwaan jaksa masih memiliki celah, Irma menilai, jaksa sudah on the track pada pembuktian pembunuhan berencana.
Menurutnya, pelecehan seksual yang dialami Putri hanya isu yang dimaksudkan untuk menggiring opini publik. Alasannya masuk akal, selain tak ada bukti visum, peristiwa yang diklaim terjadi di Magelang itu juga tidak disertai dengan laporan polisi. “Pertanyannya, apakah pernah ada laporan seksual di Magelang itu? Jadi kita mau bicara soal apa? Laporannya saja engak ada, dia itu hanya mempermainkan opini publik,” ucap Irma, kepada Inilah.com, di Jakarta, Selasa (18/10/2022).
Dia meminta Ferdy Sambo dan kuasa hukumnya untuk fokus saja pada perkara pokok yang membelit mereka, tidak menarik-narik lebih jauh. “Kita sedang bersidang urusan Pasal 340 KUHP yaitu pembunuhan berencana. Tidak ada pelecehan seksual di dalamnya. Jaksa mendakwa urusan pembunuhan berencana sementara eksepsinya pelecehan seksual, itu kan enggak nyambung,”
Dia menegaskan tidak ada unsur pelecehan atau kekerasan seksual yang dialami Putri Candrawathi, yang dijadikan dalih untuk membunuh Brigadir J. “Kalau pun mau mengaku-ngaku pelecehan seksual sudah di SP3 (dihentikan), dan sudah diumumkan oleh Kapolri,” ujar Irma, mengingatkan laporan Putri mengenai kekerasan seksual yang dialami di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Duren Tiga, Jaksel, dihentikan karena dinyatakan tak terdapat peristiwa tersebut.
Irma turut mengeritisi isi dakwaan jaksa yang menurutnya kendati memiliki celah namun terbaca arahnya penuntut umum fokus pada pembuktian pembunuhan berencana. “Sekarang ini yang penting jaksa sudah menuju ke 340 bahwa ini membuktikan pembunuhan berencana,” lanjut dia.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)