Selama delapan bulan, Israel telah membunuh ribuan petugas polisi, mengganggu ketertiban umum di Gaza dan membiarkan kejahatan bebas berkeliaran di daerah kantong yang terkepung tersebut. Taktik licik dari Israel ini untuk menyebarkan kekacauan di Gaza.
Pada hari Selasa (4/6/2024), setidaknya delapan petugas polisi Palestina tewas dalam serangan Israel terhadap kendaraan mereka di kota Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, menurut kementerian kesehatan Palestina di Gaza. Sementara Rabu (5/6/2024), seorang pejabat senior Palestina mengatakan bahwa tentara Israel sengaja membunuh polisi di daerah kantong pantai yang terkepung untuk menyebarkan kekacauan di antara penduduk di wilayah perang tersebut.
Salam Maarouf, kepala kantor media pemerintah Palestina di Gaza, mengatakan kepada The New Arab (TNA), “Sejak awal perang Israel delapan bulan lalu, tentara pendudukan dengan sengaja membunuh polisi Palestina dan pejabat lainnya untuk mengakhiri otoritas keamanan di Gaza. Mereka menyebarkan kekacauan di kalangan penduduk lokal yang menderita akibat bencana perang pemusnahan yang dilakukan Israel.”
Pada hari Selasa, setidaknya delapan petugas polisi Palestina tewas dalam serangan Israel terhadap kendaraan mereka di kota Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, menurut kementerian kesehatan Palestina di Gaza.
“Jenazah dipindahkan ke rumah sakit Al-Aqsa dengan kereta yang ditarik keledai karena kekurangan bahan bakar untuk mengoperasikan kendaraan ambulans di wilayah tersebut,” tambah kementerian dalam pernyataan pers. Serangan Israel itu juga melukai sekitar 20 orang lainnya, sebagian besar warga sipil yang mengungsi di sekitar lokasi, kata kementerian itu.
Hussam al-Dajani, seorang analis politik yang berbasis di Gaza, masih menurut TNA, mencatat bahwa Israel memiliki rencana yang jelas untuk mengakhiri kehadiran keamanan di Jalur Gaza dan menyebarkan kekacauan, pembunuhan dan pencurian di antara penduduk lokal dengan menargetkan petugas polisi yang berada di Jalur Gaza.
Menurut hukum internasional, al-Dajani menambahkan, pasukan polisi sipil bertanggung jawab untuk menegakkan hukum dan keamanan di kalangan masyarakat. Mereka tidak diklasifikasikan sebagai militer atau terlibat dalam tugas militer pada saat perang, tetapi Israel melanggar semua hukum internasional dan terus melakukan pembantaian terhadap semua warga Palestina di Jalur Gaza.
“Selama delapan bulan, Israel membunuh ribuan petugas polisi, mengganggu ketertiban umum di Gaza dan membiarkan penjahat melakukan pelanggaran hukum di Jalur Gaza, dimulai dengan pencurian dan diakhiri dengan pembunuhan yang kita dengar baru-baru ini,” tegasnya.
Ia memperingatkan bahwa jika komunitas internasional tidak melakukan intervensi untuk menekan Israel dan menghentikan perang pemusnahan, “warga Gaza akan menanggung beban kekacauan keamanan selain kesengsaraan perang yang mereka derita akibat serangan Israel yang terus menerus.”
Sejak 7 Oktober, Israel telah melancarkan perang skala besar di Jalur Gaza merespons serangan mendadak Hamas terhadap pangkalan militer dan permukiman sipil Israel sehingga menewaskan sekitar 1.190 orang dan menangkap sekitar 240 orang. Sementara serangan balasan Israel ke wilayah Gaza, hingga saat ini sudah menewaskan lebih dari 36.500 warga Palestina dan melukai sekitar 83.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.