Israel dilaporkan memiliki komunikasi rahasia dengan rezim Presiden terguling Bashar al-Assad melalui WhatsApp selama bertahun-tahun sebelum digulingkan awal bulan ini. Agen Israel diam-diam menyamar sebagai ‘Musa’.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa Tel Aviv telah menjalin kontak lewat ‘Musa’ di aplikasi medsos tersebut mengirim pesan-pesan kepada para petinggi di Damaskus, termasuk menteri pertahanannya, Ali Mahmoud Abbas.
Tentara Israel dilaporkan memulai perbincangan tersebut karena meningkatnya kehadiran pasukan Iran dan milisi proksinya termasuk Hizbullah Lebanon di Suriah sejak konflik di sana dimulai pada 2011. Hamas juga dilaporkan memiliki kehadiran di Suriah meskipun para pemimpinnya telah meninggalkan negara itu tak lama setelah konflik tersebut pecah.
Israel dilaporkan ingin menawarkan kepada diktator yang kini terguling itu sebuah kesepakatan yang akan meringankan sanksi terhadap rezim tersebut dengan imbalan pemblokiran pengiriman senjata Iran ke Hizbullah di Lebanon.
Pesan itu mengungkapkan bahwa ‘Musa’ menghubungi rezim tersebut hampir pada setiap serangan Israel di Suriah. ‘Musa’ memberikan penjelasan tentang serangan tersebut sambil mengancam akan mengambil tindakan hukuman jika rezim tersebut tidak memutuskan hubungannya dengan Iran, Hizbullah, dan milisi lain yang didukung Iran.
Pesan-pesan tersebut dilaporkan dituangkan dalam bentuk tertulis dan kemudian diedarkan ke beberapa pejabat senior, termasuk Ali Mamlouk, Wakil Presiden Suriah untuk Urusan Keamanan. Yedioth Ahronoth mengatakan pesan-pesan itu dipublikasikan daring oleh para pemberontak yang menyerbu markas intelijen Assad dan telah menafsirkan pesan-pesan itu sebagai bukti adanya rencana Israel-Rusia terhadap Assad.
Percakapan tersebut dilaporkan dimediasi Rusia, sekutu utama rezim tersebut. Publikasi tersebut juga mencatat bahwa kepala badan intelijen Israel saat itu, Mossad, seharusnya bertemu Assad di Kremlin, tetapi Assad membatalkannya.
Ada pula beberapa laporan mengenai transaksi rahasia antara rezim Assad dan Israel setelah jatuhnya kediktatoran tersebut. Serangkaian dokumen yang dilaporkan bocor mengungkap saluran rahasia yang menunjukkan dugaan keterlibatan rezim dalam serangan Israel di Suriah.
Mirip dengan percakapan WhatsApp, dokumen tersebut juga menunjukkan peringatan kepada Suriah untuk menghentikan aliran senjata ke Hizbullah, dengan seorang operator yang juga bernama ‘Musa’ atau ‘Moses’ berkomunikasi dengan Abbas, memberikan peringatan tentang aktivitas Hamas di Suriah.