Polisi Israel menyebut bakal mengerahkan 3.000 personel di Yerusalem Timur yang diduduki menjelang Salat Jumat pertama di Masjid Al-Aqsa di bulan Ramadan tahun ini.
Sejak awal Ramadan, Israel telah membatasi masuknya jamaah Palestina dari Tepi Barat ke dalam masjid, dan hanya mengizinkan warga Palestina dari Yerusalem Timur dan warga Arab Israel untuk mengakses situs tersebut.
Dalam pernyataannya yang dikutip Anadolu Agency, Kamis (6/3/2025), polisi Israel mengatakan personel tambahan itu akan dikerahkan di seluruh kota, terutama di dekat tempat penyeberangan dan di gang-gang Kota Tua dengan perkiraan puluhan ribu jamaah Palestina akan menghadiri salat Jumat di masjid tersebut.
Bulan lalu, Israel menempatkan pasukannya dalam siaga tinggi dan mengerahkan 3.000 tentara di jalan-jalan menuju kompleks Masjid Al-Aqsa.
Warga Palestina memandang pembatasan ini sebagai bagian dari kebijakan Israel yang lebih luas untuk meyahudikan Yerusalem Timur, termasuk Masjid Al-Aqsa, dan menghapus identitas Arab dan Islam di wilayah itu.
Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Umat Yahudi menyebut area itu Bukit Bait Suci, dan mengeklaim tempat tersebut sebagai lokasi dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur –tempat Al-Aqsa berada– selama Perang Arab-Israel 1967.
Entitas Zionis itu mencaplok seluruh kota pada 1980, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui masyarakat internasional.
Mahkamah Internasional (ICJ) menyatakan pada Juli tahun lalu bahwa pendudukan Israel yang telah berlangsung lama di tanah Palestina adalah ilegal, dan menuntut evakuasi semua permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Timur.