Berbuat baik kepada tetangga merupakan salah satu ajaran penting dalam Islam yang ditegaskan baik dalam Al-Qur’an maupun hadits.
Islam mengajarkan umatnya untuk membangun hubungan harmonis dengan tetangga sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat. Allah SWT juga menekankan bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain, termasuk tetangga, akan kembali kepada diri kita sendiri.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ
“Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu telah berbuat baik untuk dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, (kejahatan itu) kembali kepada dirimu sendiri…”
(QS. Al-Isra: 7)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kebaikan yang dilakukan terhadap sesama, termasuk kepada tetangga, akan kembali membawa manfaat bagi diri sendiri.
Berikut ini tujuh hadits yang menjelaskan pentingnya berbuat baik kepada tetangga dalam kehidupan sehari-hari.
1. Muliakan Tetangga
Rasulullah SAW bersabda:
ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جارَهُ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Artinya: “Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa salah satu tanda keimanan seseorang adalah sikap mulia terhadap tetangganya.
2. Tetangga Seperti Keluarga
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ. رواه البخاري
Artinya: “Dari Aisyah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Jibril terus mewasiatkanku perihal tetangga. Hingga aku menyangka bahwa tetangga akan menjadi ahli waris.” (Hadis riwayat Al-Bukhari)
Betapa besar perhatian yang Islam berikan kepada tetangga, sampai-sampai Nabi Muhammad SAW mengira bahwa hak tetangga hampir sama dengan hak waris.
3. Jangan Menyakiti Tetangga
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ وَفِي لِسَانُهَا شَيْءٌ يُؤْذِي جِيرَانَهَا سَلِيطَةٌ قَالَ: لاَ خَيْرَ فِيهَا هِيَ فِي النَّارِ وَقِيلَ لَهُ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ وَتَتَصَدَّقُ بِالأَثْوَارِ وَلَيْسَ لَهَا شَيْءٌ غَيْرُهُ وَلاَ تُؤْذِي أَحَدًا قَالَ: هِيَ فِي الْجَنَّةِ. رواه الحاكم
Artinya, “Dari Abu Hurairah ra ia berkata, ‘Dikatakan kepada Rasulullah saw: ‘Wahai Rasulullah Saw, Fulanah selalu salat malam dan puasa di siang harinya. akan tetapi, ia sering mencela tetangganya.’ Rasulullah saw bersabda: ‘Ia tidak baik, ia masuk neraka.’ Disebutkan kepada Rasulullah saw bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah hanya secuil keju. Akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.’ Rasulullah Saw bersabda: ‘Ia masuk surga’.” (HR al-Hakim).
Dari hadits ini, kita dapat belajar bahwa amal ibadah seseorang tidak ada artinya jika ia menyakiti tetangganya.
4. Berbuat Baik kepada Tetangga
Rasulullah SAW bersabda:
عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنه، أن النبي ﷺ يقول: خيرُ الأصحابِ عند اللهِ خيرُهم لصاحبِه، وخيرُ الجيرانِ عند اللهِ خيرُهم لجارِه”. أخرجه الترمذي
Artinya, “Dari Abdullah bin Amr ra, bahwa Nabi Saw bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada tetangganya.” (HR at-Tirmidzi).
Hadits ini mengajarkan bahwa salah satu tanda kebaikan seseorang di sisi Allah SWT adalah bagaimana ia memperlakukan tetangganya.
5. Anjuran Berbagi Makanan dengan Tetangga
Rasulullah SAW bersabda:
إذا طبخت مرقة فأكثر ماءها وتعاهد جيرانك. أخرجه مسلم
Artinya, “Jika kamu memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan berikan sebagian pada para tetanggamu”. (HR Imam Muslim).
Berbagi makanan dengan tetangga adalah salah satu bentuk kepedulian yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan berbagi, kita dapat mempererat hubungan sosial dan menumbuhkan rasa kebersamaan.
6. Menghargai Tetangga
Rasulullah SAW bersabda:
عن أبي هُرَيْرَةَ ـ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ـ قالَ: كَانَ النَّبِيُّ ـ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ـ يَقُوْلُ: يَا نِسَاءَ المُسْلِمَاتِ لا تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسَنَ شَاةٍ. رواه البخاري ومسلم Artinya, “Dari Abu Hurairah ra, beliau berkata, Rasulullah Saw pernah bersabda, “Wahai perempuan-perempuan muslimah, janganlah seorang tetangga yang meremehkan hadiah tetangganya meskipun berupa ujung kaki kambing.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Hadits ini mengajarkan agar kita tidak meremehkan pemberian dari tetangga, sekecil apapun itu. Sikap saling menghargai akan membangun rasa persaudaraan yang kuat di lingkungan.
7. Bersikap Baik kepada Tetangga
Rasulullah SAW bersabda:
رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: “لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئاً، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ.” أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ Artinya, “Dari Abu Dzar ra, beliau berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sungguh janganlah kamu memandang rendah suatu kebaikan pun, meski kamu sekedar bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri.” (HR Muslim)
Bersikap ramah dan tersenyum kepada tetangga adalah bentuk kebaikan yang sederhana namun berdampak besar dalam menjaga keharmonisan hubungan bertetangga.
Berbuat baik kepada tetangga bukan hanya mencerminkan akhlak mulia seorang Muslim, tetapi juga menjadi salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan menjaga hubungan baik dengan tetangga, kita turut mewujudkan kehidupan masyarakat yang damai dan harmonis sesuai dengan ajaran Islam.
Semoga hadits-hadits ini dapat menjadi pedoman bagi kita semua dalam berinteraksi dengan tetangga dan membangun lingkungan yang penuh kebaikan. Wallahu a’lam bishawab.