Jaga Momentum Ekonomi, Hipmi Desak Politisi Segera Rekonsiliasi

Pesta pencoblosan usai sudah dalam rangkaian pemilu, tinggal saatnya mempercepat rekonsiliasi para kontestan Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024 untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.

Itulah yang ditunggu-tunggu Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Akbar Himawan Buchari. “Apapun hasilnya, para kontestan pilpres merupakan tokoh nasional yang bisa menjadi contoh bagi masyarakat. Ketika jagoannya melakukan rekonsiliasi, pasti masyarakat merasakan kesejukan,” kata Akbar di Jakarta, Kamis (15/2/2024).

Akbar mengungkapkan rangkaian Pilpres 2024 telah menghabiskan banyak energi komponen bangsa. Sekalipun ada dinamika yang terjadi di antara ketiga pasangan calon (paslon) dan timnya, menurut dia, merupakan bunga-bunga demokrasi.

Namun, ujar dia, lebih baik sisa-sisa energi komponen bangsa tidak dihabiskan hanya untuk pilpres, karena masih ada yang lebih penting untuk menyejahterakan masyarakat dengan menjaga pertumbuhan ekonomi.

“Alhamdulillah, pilpres terselenggara dengan riang gembira. Perlu diingat, kita masih di awal 2024. Masih ada hal yang harus dilakukan, yakni menjaga perekonomian agar tetap tumbuh positif,” kata Akbar.

Menurutnya, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mempercepat rekonsiliasi. Ia mencontohkan pada Pemilu 2019, rekonsiliasi cepat dilakukan saat itu oleh kontestan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto yang memberikan dampak luar biasa besar bagi Indonesia.

Akbar menyebut pertarungan Jokowi dengan Prabowo dalam Pilpres 2019 dan juga 2014 telah menghabiskan banyak energi. Namun, kata dia, keduanya bisa kembali bersatu untuk kepentingan bangsa dan negara.

“Faktanya, saat itu terjadi polarisasi. Kita tentu masih ingat dengan sebutan ‘cebong vs kampret’. Hal-hal semacam ini yang diharapkan tidak lagi terjadi. Dengan apa caranya, ya rekonsiliasi,” kata Akbar lagi.

Menurut dia, saat ini dunia usaha mulai tenang setelah pemungutan suara pada 14 Februari 2024 lalu. Ia berharap pertumbuhan ekonomi di tahun politik bisa terus meningkat. “Jangan kita buat investor wait and see lebih lama. Kita harus jaga stabilitas politik, agar mereka segera menggelontorkan modalnya. Dengan begitu, lapangan pekerjaan terbuka, dan kesejahteraan masyarakat bisa tercipta,” kata dia.

Pada Rabu (14/2/2024), telah dilaksanakan pemilu serentak untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden RI, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

Pemilihan presiden dan wakil presiden RI 2024 diikuti oleh tiga pasangan, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar selaku nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.

Sejumlah lembaga survei merilis hasil hitung cepat (quick count) sudah hampir 100 persen suara yang masuk. Dari data itu, pasangan Prabowo-Gibran memenangkan pilpres di atas 53 persen. Namun sesuai dengan Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022, rekapitulasi suara nasional Pemilu 2024 dijadwalkan berlangsung mulai 15 Februari sampai dengan 20 Maret 2024. Calon presiden dan wakil presiden baru RI akan dilantik pada Oktober 2024.

Berdasarkan proyeksi dari beberapa Lembaga, sebagian besar memprediksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 masih tetap stabil dikisaran 5 persen, lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan ekonomi global di atas yang mencapai sebesar 2,9 persen. Ekonomi Indonesia tahun 2023 tumbuh sebesar 5,05 persen, lebih rendah dibanding capaian tahun 2022 yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,31 persen.

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 13,96 persen. Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 9,83 persen.

 

Sumber: Inilah.com