Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri sepeda motor listrik (e-bike) dalam negeri berkembang pesat. Agar bisa memenuhi target 4,5 juta e-bike mengaspal per tahun. Atau 30 persen dari total penjualan sepeda motor pada 2035.
“Upaya ini diperkuat dengan rencana pembangunan 32.000 stasiun pengisian/penukaran baterai umum hingga tahun 2030, serta pemberian insentif menarik bagi pemilik e-bike seperti potongan tarif listrik dan keringanan pajak,” kata Staf Ahli Menteri Perindustrian bidang Penguatan Kemampuan Industri dalam Negeri, Ignatius Warsito di Jakarta, dikutip Kamis (18/7/2024).
Jika industri e-bike berkembang pesat di Indonesia, membawa efek domino yang luar biasa. Apalagi pemerintah mewajibkan penggunaan kandungan lokal melalui aturan TKDN {Tingkat Kandungan Dalam Negeri).
Diatur lewat Perpres No 79 Tahun 2023 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Misalnya, industri motor dan mobil listrik wajib TKDN 60 persen pada 2024 namun direvisi menjadi 2027. Finalnya, pada 2030 hingga seterusnya kendaraan yang diproduksi di Indonesia wajib TKDN sebesar 80 persen.
Patuh dengan aturan itu, Imoto Indonesia, salah satu pabrikan e-bike meluncurkan Vision.ev. motor listrik pertama di Indonesia. produk yang TKDN-nya mencapai 75 persen ini, siap mengaspal pada 2025.
“Vision.ev nantinya dapat mendorong adopsi kendaraan listrik di Indonesia, dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global,” ujar Co-Founder Imoto Indonesia, Antony Lesmana.
Dia mengatakan, Vision.ev sudah menggunakan sistem pengisian daya cepat, dirancang sepenuhnya oleh SDM di Indonesia selama 2,5 tahun. Baterai terisi penuh hanya dalam waktu 30 menit dari 20 persen hingga 80 persen.
“Dengan baterai 5,7 kWh, motor ini mampu menempuh jarak hingga 160 kilometer (km) dalam satu kali pengisian dengan kecepatan maksimum 105 km/jam,” kata dia.
Fitur-fitur yang ditawarkan cukup menarik. Misalnya penggunaan layar sentuh, sistem infotainment, keyless entry, dan aplikasi untuk pelacakan serta manajemen armada.
“Vision.ev akan menyelesaikan kekhawatiran dasar konsumen terkait EV seperti pengisian daya cepat, umur baterai, jarak tempuh, dan performa motor,” tutur Co-Founder Imoto Indonesia, Doddy Lukito.
Imoto juga tengah mengembangkan ekosistem pengisian daya cepat dengan 200 titik pengisian, yang direncanakan pada tahap pertama peluncuran.
“Kami percaya Imoto akan menjadi perusahaan zero carbon pada 2035, dengan terus mengembangkan teknologi baterai pengisian cepat dan produk ramah lingkungan,” ungkap Doddy.
Perusahaan mengaku berkomitmen untuk menggunakan material lokal, menciptakan lapangan kerja baru, dan mengembangkan bakat lokal dalam industri kendaraan listrik (Electrical Vehicle/EV).