Hari Raya Idul Fitri identik dengan beragam hidangan khas seperti opor ayam, rendang, sambal goreng ati, hingga aneka kue kering.
Tak hanya tersedia di meja makan rumah sendiri, sajian ini juga kerap ditemui di kediaman sanak saudara yang menjadi tujuan silaturahmi.
Namun, dalam euforia Lebaran, tak jarang seseorang lupa diri dan menyantap semua hidangan yang tersaji tanpa mempertimbangkan porsinya.
Akibatnya, pola makan yang telah terjaga selama Ramadan bisa berantakan dalam sekejap, bahkan berisiko menimbulkan gangguan kesehatan seperti gangguan pencernaan, peningkatan kadar gula darah, hingga naiknya berat badan secara drastis.
Padahal kalau diingat-ingat, hidangan Lebaran agaknya kini tidak begitu spesial, sebab bisa ditemukan pula di luar Hari Raya.
“Zaman dulu, menu seperti opor, rendang, sambal goreng ati, sampai kudapan itu termasuk mewah. Makanya istimewa di Hari Raya Idul Fitri. Sekarang? Bisa beli dan makan kapan saja,” ujar dokter sekaligus ahli gizi masyarakat, dr. Tan Shot Yen, dalam keterangan kepada Inilah.com, Jakarta, Kamis (3/4/2025).
Agar tetap bisa menikmati sajian Lebaran tanpa khilaf makan berlebihan, dr. Tan memberikan beberapa tips yang bisa diterapkan:
1. Pentingnya Sarapan
Sebelum berkeliling bersilaturahmi, Tan menganjurkan untuk sarapan terlebih dahulu. Ini akan membantu menghindari keinginan makan secara impulsif.
Adapun, jenis makanan dan porsinya tetap harus diperhatikan. Sebaiknya, dalam satu piring sudah mengandung karbohidrat, protein, dan serat.
Misalnya, mengonsumsi ketupat dengan sayur ketupat, ditambah rendang atau opor ayam, serta minuman segar seperti es jeruk kelapa.
2. Tujuan Utama Bersilaturahmi, Bukan Icip Sana, Icip Sini
Lebaran sejatinya adalah momen untuk mempererat silaturahmi, bukan icip sana, icip sini.
“Tujuannya kan bermaaf-maafan dan menjalin silaturahmi, bukan mumpung bisa makan enak sepuasnya,” tegas dr. Tan.
3. Singkirkan Sifat tidak Enakan
Tan menganjurkan, apabila bertamu ke rumah kerabat, jika sudah merasa kenyang, tidak perlu lagi menyantap makanan berat. Cukup nikmati hidangan ringan seperti buah atau kudapan yang tidak terlalu manis.
4. Punya Teman Sehaluan
Memiliki teman dengan pola makan sehat yang sama bisa membantu mengontrol asupan makanan selama Lebaran.
“Maksudnya agar kita semangat menjaga berat badan tetap stabil dan lebih memerhatikan asupan makanan, karena punya teman yang sehaluan,” jelas Tan.
5. Jangan Ada Anggapan Balas Dendam
Selama bulan Ramadan, tubuh sudah terbiasa dengan pola makan yang lebih terkontrol. Jangan sampai usaha tersebut sia-sia hanya karena pola makan berantakan saat Lebaran.
“Selama Ramadan, kita berhasil mengendalikan diri dengan berpuasa lebih dari 12 jam. Untuk apa dirusak dengan balas dendam makan tidak terkontrol?,” kata Tan.
Dengan menerapkan kebiasaan makan yang lebih bijak, Lebaran tetap bisa dinikmati tanpa rasa bersalah dan tanpa risiko gangguan kesehatan akibat pola makan yang tidak terkontrol.