Jannik Sinner Pertahankan Gelar Australian Open 2025 Usai Kalahkan Zverev


Jannik Sinner tampil gemilang untuk mengalahkan Alexander Zverev dan sukses mempertahankan gelar Australian Open, menegaskan statusnya sebagai petenis putra nomor satu dunia. Petenis asal Italia berusia 23 tahun itu meraih kemenangan straight set, 6-3, 7-6 (7/4), 6-3, dalam final yang sangat dinantikan di Rod Laver Arena, (26/1) Minggu.

Dengan meraih gelar Grand Slam ketiganya, Sinner mencetak sejarah sebagai petenis Italia pertama, baik pria maupun wanita, yang mencapai prestasi ini, melampaui legenda Nicola Pietrangeli. Kemenangan ini juga menempatkannya dalam jajaran elite bersama Andre Agassi, Roger Federer, dan Novak Djokovic sebagai satu-satunya pemain yang berhasil mempertahankan gelar di Melbourne pada abad ini.

Meskipun menghadapi kasus doping yang sedang berlangsung, Sinner tetap tenang dan menunjukkan performa kelas dunia. 

“Di pikiran saya hanya ada satu pertandingan tersisa. Saya ingin mengeluarkan seluruh kemampuan yang saya miliki. Itulah yang saya coba lakukan,” ujar Sinner usai pertandingan.

Kekalahan ini menjadi kekecewaan lain bagi Zverev dari Jerman, yang kini telah gagal di tiga final turnamen besar tanpa meraih gelar Grand Slam. 

“Sangat menyakitkan berdiri di sini di samping trofi ini tanpa bisa menyentuhnya, jujur saja,” kata Zverev. “Tapi selamat untuk Jannik. Kamu lebih dari pantas mendapatkannya. Kamu adalah pemain terbaik di dunia saat ini.”

Kekuatan mental dan strategi brilian Sinner tetap terlihat meski berada di bawah bayang-bayang kontroversi doping yang melibatkan dua tes positif untuk zat terlarang clostebol tahun lalu. Badan Anti-Doping Dunia (WADA) telah mengajukan banding atas pembebasannya dan berusaha untuk menjatuhkan larangan hingga dua tahun, dengan sidang di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) dijadwalkan pada bulan April.

Di lapangan, Sinner tetap fokus dan berhasil memperpanjang rekor kemenangan beruntunnya menjadi 21 pertandingan serta meraih gelar kariernya yang ke-19, sambil memberikan dukungan kepada lawannya. 

“Kamu adalah pemain luar biasa, terus percaya pada diri sendiri karena kami semua tahu betapa kuatnya kamu,” kata Sinner kepada Zverev.

Berbeda dengan final tahun lalu yang berlangsung lima set melawan Daniil Medvedev, kemenangan Sinner kali ini jauh lebih tegas. 

Dia membuka pertandingan dengan ace kuat dan mendominasi gim servis awal sementara Zverev kesulitan menemukan ritme permainannya. Momen krusial terjadi di gim kedelapan set pertama saat Sinner berhasil mematahkan servis dengan pukulan passing yang luar biasa untuk menguasai permainan.

Set kedua berlangsung sengit, hingga harus ditentukan melalui tiebreak, di mana keberuntungan berpihak kepada Sinner setelah pukulan net yang menguntungkan memberinya keunggulan, dan dia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengambil set tersebut. Zverev yang frustrasi bahkan menghancurkan raketnya di pergantian set, tanda keputusasaannya yang semakin besar.

Sinner terus menekan di set ketiga, mematahkan servis Zverev untuk unggul 4-2 dan akhirnya menutup pertandingan dengan kemenangan meyakinkan. Kemenangan ini semakin mempertegas dominasinya di tenis dunia meskipun ada tantangan hukum yang harus dihadapinya di luar lapangan.

Saat keduanya, fokusnya kini tertuju pada mempertahankan momentum dan menghadapi tantangan yang ada di depan.