Petenis Italia Jannik Sinner. (Foto: getty images)
Jannik Sinner tak dapat menahan emosinya saat merayakan pencapaian luar biasa sebagai petenis peringkat satu dunia akhir tahun dalam upacara penghargaan yang digelar di Inalpi Arena ATP Finals, Turin, Italia, Senin (11/11) malam. Di hadapan ribuan penonton yang memenuhi arena, Sinner menerima trofi bersejarah tersebut dari Ketua ATP Andrea Gaudenzi.
“Ini sangat istimewa, berbagi momen seperti ini di Italia, bersama para penggemar,” ujar Sinner penuh haru.
“Tanpa dukungan dari orang-orang di sekitar saya, ini tak mungkin terjadi. Saya ingin menjaga orang-orang ini selamanya karena mereka bagian dari perjalanan panjang ini,” lanjutnya.
Keluarga dan Tim, Kunci Sukses Sinner
Di antara sorak-sorai warga Turin yang bangga, keluarga dan tim Sinner tampak hadir menyaksikan momen berharga tersebut. Orang tuanya, yang telah mendampingi Sinner sejak ia masih anak-anak, turut merasakan kebanggaan yang sama.
“Saya mendengar ibu saya menangis. Itu sangat lucu dan mengharukan,” ungkap Sinner sambil tersenyum.
“Mereka tahu betapa besar pengorbanan yang kami lakukan sebagai keluarga sejak saya berusia sekitar 13 tahun,” ungkapnya.
Bagi Sinner, yang baru berusia 23 tahun, trofi ini bukan sekadar penghargaan, melainkan simbol dari kerja keras dan ketekunan yang telah ia tanamkan selama bertahun-tahun.
“Ini mungkin trofi paling istimewa yang pernah saya miliki,” tambahnya.
Sejarah Baru dalam Dunia Tenis Italia
Pada 10 Juni, Sinner mencatat sejarah sebagai petenis Italia pertama yang meraih peringkat satu dunia sejak sistem pemeringkatan terkomputerisasi diperkenalkan pada 1973. Sejak saat itu, Sinner tak pernah tergeser dari posisi tersebut, menjadikannya salah satu dari empat petenis aktif yang meraih penghargaan peringkat satu akhir tahun, bersama Novak Djokovic, Rafael Nadal, dan Carlos Alcaraz.
“Menjadi nomor satu di akhir tahun adalah hal yang sulit,” kata Sinner.
“Ini bukan hanya soal Grand Slam, tetapi soal konsistensi sepanjang tahun. Anda harus tampil maksimal setiap saat,” katanya.
ATP No.1 Club, Klub Eksklusif Para Juara Dunia
Acara ini juga sekaligus menandai peluncuran “ATP No.1 Club,” sebuah klub eksklusif yang mengumpulkan para petenis yang pernah mencapai peringkat satu dunia, baik yang aktif maupun yang telah pensiun. Inisiatif ini menjadi wadah bagi para juara untuk berbagi kisah perjuangan mereka, sekaligus memperingati dedikasi luar biasa yang diperlukan untuk mencapai puncak tertinggi di dunia tenis.
Sinner menutup malam itu dengan senyuman dan sorak-sorai penonton Italia yang bangga menyaksikan putra bangsa mereka berdiri di puncak dunia. Di usia 23 tahun, Sinner telah menorehkan namanya di sejarah tenis, membawa harapan baru bagi generasi petenis Italia berikutnya.