Market

Jawara Sepanjang Masa, LPS Tepis Isu Mulai Banyak Aksi Lepas Dolar AS

Perekonomian negara “Paman Sam” yang sedang tertekan memunculkan isu banyak pengusaha yang melepas dolar AS. Tetapi bagi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dolar AS adalah mata uang dunia yang paling kuat

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa mengakui pertumbuhan simpanan dolar saat ini masih cukup baik. Jadi belum ada indiksi yang muncul saat ini banyak pihak melepas dolar AS.

“Kalau pengamatan saya sebagai ekonom selama ini, mata uang yang paling kuat selama ini yang sudah teruji selama hampir 100 tahun lebih ya dolar itu,” ujar Purbaya akhir pekan lalu saat mengumumkan Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) secara daring.

Walaupun saat ini sudah dilakukan oleh sejumlah negara dengan melakukan dedolarisasi untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS. “Nggak ada gerakan atau pergerakan data yang menunjukkan kita atau ramai-ramai orang-orang meninggalkan dolar,” kata Purbaya lagi.

Pada saat perekonomian tengah naik turun naik turun, lanjut Purbaya, dalam cataannya sudah seringkali ada isu dolar yang digantikan dengan mata uang lain. “Kalau kita ingat dulu waktu zaman Jepang ekonominya menguat tahun 70-an, orang bilang ‘bentar lagi kan (yen) menggantikan dolar’. Ternyata nggak kejadian,” papar Purbaya.

Demikian juga ketika euro bangkit, mata itu disebut akan menggantikan dolar. Tapi hal tersebut tidak terjadi. Begitu pula ketika pertumbuhan ekonomi Cina menguat, yuan diisukan mengganti dolar. Tetapi tetap sebatas isu saja dan tidak pernah menjadi kenyataan.

Dalam pantuan jangka pendek pasti ada gejolak terhadap dolar dan seolah-olah ada gerakan beralih ke mata uang lain. “Tapi kalau saya lihat, intensif untuk menaruh uang, mereka akan naruh ke tempat yang paling stabil. Sampai sekarang belum ada yang lebih stabil menggantikan dolar. Ini bukan saya promosiin dolar ya,” imbuh Purbaya.

Seperti yang diketahui, dalam beberapa tahun terakhir sejumlah negara telah menyadari ketergantungan berlebihan terhadap dolar AS. Negara-negara tersebut berkomitmen mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam transaksi perdagangan dan keuangan internasional atau dikenal dengan istilah dedolarisasi.

Walaupun beberapa negara yang tengah berupaya melakukan dedolarisasi. Beberapa negara itu adalah Turki, India, China, Rusia, Iran hingga Indonesia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button