News

Airlangga Apresiasi Kerja Keras Polri Tangani Dampak Pandemi COVID-19

Kolaborasi pemerintah dengan berbagai pihak krusial guna mengoptimalkan penanganan pandemi COVID-19 dan menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Salah satunya kolaborasi pemerintah dengan Polri yang berkontribusi pada melandainya kasus aktif COVID-19 secara nasional dan berujung pada mobilitas masyarakat kembali menuju normal.

“Dukungan Polri menyukseskan kebijakan PPKM serta program vaksinasi masyarakat umum, lansia, dan anak-anak, termasuk juga penyaluran berbagai program perlindungan sosial yang termasuk dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Anggaran PEN di 2022 sebesar Rp455,62 triliun dan telah terealisasi Rp70,37 triliun atau 15,4% per 28 April 2022,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto  saat memberi materi pembelajaran pada Sespimti Polri Dikreg Ke-31 T.A. 2022, Kamis (19/5/2022).

Dia menjelaskan, pada kuartal II-2022 ini, terdapat momentum ekonomi efek kebijakan pelonggaran mudik Lebaran. Airlangga menyebut, Polri turut berperan dengan bekerja keras dalam pengamanan arus mudik dan arus balik Lebaran.

“Alhamdulillah, mudik tahun ini bisa kita lakukan tanpa lonjakan kasus COVID-19. Adanya aktivitas mudik diperkirakan akan dapat mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga sebesar 1,09 persen. Mendorong pertumbuhan PDB pada Kuartal II sebesar 0,56 persen,” jelas Airlangga.

Lebih lanjut, selain kesuksesan  penyelenggaraan mudik Lebaran 2022, inflasi pada Ramadan dan Idul Fitri berhasil dijaga. “Terima kasih kepada jajaran Polri, terutama Satgas Pangan yang terus mendukung kebijakan Pemerintah dalam menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok,” tukas Airlangga.

Pemerintah, kata Airlangga mengungkapkan, turut menggulirkan program BT-PKLWN serta program BLT Minyak Goreng untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terdampak kenaikan harga minyak goreng kemasan dan curah. Hingga 9 Mei 2022 lalu, Polri telah berhasil menyalurkan BT-PKLWN kepada 638 ribu penerima dan BLT Minyak Goreng kepada 1,16 juta penerima.

“Saya berterima kasih kepada Polri yang telah membantu penyaluran kedua program ini di tahun lalu. Harapannya dapat terus mengawal keberlangsungan program tersebut di 2022. Partisipasi Polri juga dibutuhkan dalam penanganan pandemi COVID-19 melalui sosialisasi, edukasi, penegakan hukum, dan percepatan vaksinasi,” ujarnya.

Di samping itu, pengawalan dan dukungan Polri juga perlu untuk pelaksanaan Presidensi G20, menjaga ketahanan pangan dan energi, serta mengantisipasi kemungkinan dampak gejolak keamanan di dalam negeri,” tegas Airlangga.

Tantangan Selain Pandemi

Sejauh ini, situasi COVID-19 setelah libur Lebaran masih terkendali. Hanya pada kisaran 200 kasus per hari, setelah sempat berada lebih dari 55 ribu pada akhir Februari 2022 akibat varian Omicron. Sehingga memberikan optimisme dan kepercayaan diri terhadap aktivitas ekonomi masyarakat.

Presiden Joko Widodo bahkan telah melonggarkan kebijakan pemakaian masker di tempat terbuka dan penyesuaian protokol kesehatan untuk perjalanan dalam dan luar negeri berdasarkan Surat Edaran Satgas Covid-19 Nomor 18 dan 19 Tahun 2022. Penyesuaian ini  tidak perlu melakukan tes PCR maupun antigen apabila sudah menerima vaksinasi dosis lengkap.

Namun,  Airlangga mengingatkan, masih banyak tantangan ke depan selain pandemi COVID-19. Ia memaparkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 yaitu 5,01 persen (yoy), masih lebih baik dari negara-negara lain, misalnya Korea Selatan (3,07 persen), Singapura (3,40 persen), Jerman (4,00 persen), Amerika Serikat (4,29 persen), Tiongkok (4,80 persen).

“Kita hanya sedikit di bawah Vietnam (5,03persen),” kata Airlangga.

Ia membeberkan, konflik antara Rusia dan Ukraina berpengaruh terhadap kondisi penawaran dan permintaan di pasar dunia. Sebagai contoh, hal ini berdampak pada terganggunya pasokan energi, pangan, serta komponen input produksi di dunia.

“Meski demikian, kita juga masih memiliki peluang yang harapannya mampu menjadi faktor pendorong bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Seperti penurunan kasus COVID-19, pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia, kenaikan harga komoditas utama ekspor (nikel, CPO, batu bara). Serta reformasi struktural yang akan mendorong investasi dan penciptaan lapangan kerja,” tutur Airlangga.

Indonesia, imbuh Airlangga, punya fundamental ekonomi yang baik di awal 2022 ini. Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi terdorong dari konsumsi, investasi, dan ekspor yang tumbuh positif. Demikian pula, dari sisi penawaran hampir semua sektor tumbuh positif merespon peningkatan permintaan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button