Ilustrasi warga AS. (Foto: Getty Images/Nathan Congleton)
Semakin banyak warga AS yang mempertimbangkan untuk pindah ke luar negeri karena ketidakstabilan politik di dalam negeri, yang sebagian besar disebabkan oleh pemilihan presiden (pilpres) mendatang.
Mengutip Bloomberg, Minggu (3/11/2024), pakar emigrasi yang juga pendiri Expatsi, Jen Barnett mengungkapkan bahwa permintaan akan layanan mereka melonjak hingga 900 persen setelah ajang debat antara calon presiden saat itu, Joe Biden dan Donald Trump.
Expatsi adalah sebuah perusahaan yang membantu warga AS mencari tahu bagaimana mereka secara nyata dapat meninggalkan negara itu.
Barnett menuturkan, dari hasil jajak pendapat yang dilakukan Expatsi menunjukkan bahwa pada Oktober lalu terdapat sekitar 7.000 warga negara AS yang tertarik untuk beremigrasi.
Menurut dia, perpecahan politik di AS adalah salah satu alasan utama keinginan untuk hengkang, sedangkan alasan kedua adalah ‘petualangan dan perkembangan pribadi’.
Sementara itu, Basil Mohr-Elzeki, direktur pelaksana di Henley & Partners (konsultan migrasi investasi), mengatakan jumlah total permintaan dari AS telah meningkat sebesar 500 persen sejak 2020 dan 10 bulan pertama 2024 menunjukkan lebih banyak permintaan dibandingkan tahun sebelumnya.
Salah satu pendiri lembaga Global Citizen Solutions, Artur Saraiva, menekankan pemilihan presiden memainkan peran penting dalam keputusan warga AS untuk keluar dari negaranya.
Bloomberg melaporkan banyak warga AS yang mencari program untuk bermukim di luar negeri melalui investasi, dengan tujuan paling populer adalah Antigua dan Barbuda (di Kepulauan Karibia), Portugal, Malta, Yunani, dan Spanyol.
Pilpres AS 2024 akan diadakan pada 5 November mendatang. Wakil Presiden petahana Kamala Harris dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik akan bertarung untuk untuk jabatan tertinggi perpolitikan di negara itu.