News

Jenderal Andika Jamin TNI Tidak Represif Kawal Demo Mahasiswa

Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa menjamin prajurit tidak represif dalam melakukan pengawalan aksi demonstrasi mahasiswa di Istana Negara, Senin (11/4/2022). Andika membenarkan sejumlah prajurit TNI sudah diperbantukan ke polda dan polres untuk turut mengawal aksi mahasiswa.

Andika menegaskan, TNI bersikap profesional dalam menjalankan tugas dan kewenangannya saat membantu polisi. Penegasan ini disampaikan Panglima sewaktu berkunjung ke rumah dinas Ketua DPD La Nyala Mattalitti, Sabtu (9/4/2022).

“Kami tegaskan bahwa TNI dan seluruh jajaran tetap disiplin, sesuai tugas pokok, fungsi, dan kewenangannya,” kata Andika.

La Nyalla meminta aparat penegak hukum yang bertugas mengawal aksi unjuk rasa mahasiswa di berbagai kota untuk memfasilitasi hak mereka menyampaikan pendapat di muka umum.

“Adik-adik mahasiswa ini sebagai saluran dari suara rakyat harus dihargai dan diterima dengan baik,” kata dia.

La Nyalla juga telah meminta kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk memastikan jajarannya tidak intimidatif dan represif mengawal aksi mahasiswa.

“Saya sudah telepon langsung Kapolri, saya minta agar kepolisian jangan represif terhadap aksi demonstrasi,” kata La Nyalla.

Panglima TNI dan La Nyalla sepakat dengan kegiatan pengamanan demonstrasi mahasiswa harus dikawal. Namun Andika juga meminta para demonstran untuk turut bertanggung jawab dan tidak bertindak represif saat menggelar aksi.

“Jangan sampai merusak fasilitas umum dan infrastruktur yang ada, karena yang rugi kita semua. Suara rakyat pasti didengar oleh pemerintah,” kata Panglima.

Sebelumnya, Koordinator Media BEM SI, Luthfi Yufrizal, menyatakan telah memberitahu kepolisian tentang rencana aksi ini. Mahasiswa berharap polisi tidak membubarkan paksa kegiatan menyampaikan pendapat di muka umum.

“Estimasinya sekitar 1.000 orang mahasiswa yang akan turun ke jalan. Kami mendesak Presiden Joko Widodo menunjukkan sikap tegas terhadap wacana tunda pemilu dan perpanjangan masa presiden,” kata Luthfi.

Selain menuntut ketegasan Jokowi menolak wacana penundaan pemilu, mahasiswa juga meminta Presiden mengendalikan harga kebutuhan pokok dan memastikan ketersediaan sembako di pasar. Presiden diminta pula untuk mengusut kasus mafia minyak goreng dan mengevaluasi kinerja para menteri.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button