Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ) pada Jumat (24/1/2025), menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak krisis keuangan global 2008. Ini menggarisbawahi keyakinan mereka bahwa kenaikan upah akan menjaga inflasi tetap stabil di sekitar targetnya sebesar 2 persen.
Mengutip Reuters, Sabtu (25/1/2025), BOJ menaikkan suku bunga kebijakan jangka pendeknya dari 0,25 persen menjadi 0,5 persen, level yang belum pernah terjadi di Jepang selama 17 tahun. Hal itu dilakukan dengan pemungutan suara 8-1 dengan anggota dewan Toyoaki Nakamura yang tidak setuju.
“Kemungkinan tercapainya prospek BOJ telah meningkat, dengan banyak perusahaan mengatakan mereka akan terus menaikkan upah secara bertahap dalam negosiasi upah tahunan tahun ini,” kata bank sentral itu dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan keputusan tersebut.
“Inflasi yang mendasari meningkat menuju target BOJ sebesar 2 persen. Pasar keuangan tetap stabil secara keseluruhan.”
BOJ tidak membuat perubahan pada rencananya mengenai kebijakan masa depan. Lembaga keuangan itu mengatakan bahwa mereka akan terus menaikkan suku bunga jika perkiraan ekonomi dan harga mereka terwujud.
“Logika mereka tetap sama. Mereka masih jauh dari netral, jadi wajar saja untuk melakukan penyesuaian. Ini tidak selalu pengetatan, melainkan pelonggaran yang lebih sedikit, dalam arti tertentu,” kata Naka Matsuzawa, kepala strategi makro di Nomura Securities.
“Kecuali BOJ mengubah logika kenaikan suku bunga, atau bahkan menaikkan titik netral, yang telah mereka pertimbangkan, sekitar 1 persen tidak akan ada banyak ruang bagi pasar untuk memperkirakan kenaikan lebih lanjut di masa mendatang,” lanjut dia.
Setelah pengumuman ini, dolar AS turun 0,35 persen terhadap yen pada 155,51 setelah keputusan tersebut. Di sisi lain, imbal hasil obligasi pemerintah Jepang (JGB) dua tahun naik menjadi 0,705 persen, tertinggi sejak Oktober 2008.
Perhatian sekarang beralih ke petunjuk apa pun dari Gubernur BOJ Kazuo Ueda dalam pengarahan pascapertemuan tentang kecepatan dan waktu kenaikan lebih lanjut.
Dalam laporan prospek triwulanan, Dewan BOJ menaikkan prospek bahwa peningkatan kenaikan upah akan membuat Jepang tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai target inflasi bank sentral secara berkelanjutan.
Dewan BOJ sekarang memproyeksikan inflasi inti konsumen mencapai 2,4 persen pada tahun fiskal 2025 sebelum melambat menjadi 2,0 persen pada tahun 2026. Dalam proyeksi sebelumnya yang dibuat pada bulan Oktober, para petinggi bank itu memperkirakan inflasi mencapai 1,9 persen pada tahun fiskal 2025 dan 2026.
Sementara itu, BOJ tidak mengubah perkiraannya bahwa ekonomi Jepang akan tumbuh 1,1 persen pada tahun fiskal 2025 dan 1,0 persen pada tahun 2026.