Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron mengaku tidak masalah jika nantinya PDIP masuk dalam jajaran koalisi pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Dia juga memastikan partainya akan legawa bila kehadiran PDIP mengurangi jatah menteri bagi partai koalisi.
“Ya itu juga dikembalikan kepada Pak Prabowo. Sebagai pemimpin koalisi Pak Prabowo berhak tentu untuk menentukan siapa saja anggota koalisi yang tentu ada hitung-hitungannya,” kata Herman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (4/10/2024).
Herman menjelaskan jalannya pemerintahan Prabowo-Gibran tentu memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk PDIP. Karenanya, ia mengaku terbuka jika partai berlogo banteng moncong putih ini akan bergabung. “Kami enggak mempermasalahkan karena itu menjadi kepentingan dan haknya Pak Prabowo,” ucapnya.
Ia meyakini baik Prabowo-Gibran sudah memiliki pertimbangan sendiri dalam membentuk koalisi gemuk.
“Jadi kita serahkan saja beliau, beliau punya kalkulasi, punya hitung-hitungan dan tentu mudah-mudahan beliau bisa diberikan kesehatan dan kesuksesan. Dan bisa memimpin Indonesia dengan baik ke depan,” tuturnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani angkat bicara terkait perkembangan rencana pertemuan Presiden Terpilih 2024, Prabowo Subianto dengan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.
Ia menyebut pertemuan Megawati dan Prabowo akan digelar pada waktu secepatnya, sebab keduanya sama-sama ingin bertemu.
“Yang terbaru semuanya beliau berdua sama sama berkeinginan untuk bertemu secepatnya menunggu waktu yang tepat, di saat yang tepat,“ kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2024).
Puan juga mengungkapkan menu makanan yang akan dihidangkan dalam pertemuan. Ia mengatakan, nasi goreng menjadi salah satu opsi menu yang akan disajikan dalam pertemuan antara pimpinan partai politik ini.
“(Menu makanan) masih dipikirkan, tapi waktu itu, Ibu Mega yang memasak dan Pak Prabowo sangat menyukai. Jadi mungkin juga menu nasi goreng akan ada lagi,” ujarnya.
Ketua DPR RI ini menambahkan, pertemuan kemungkinan digelar di kediaman Megawati atau di kediaman Prabowo yang berada di kawasan Jakarta Selatan dan Bogor.
“Bisa juga (di Teuku Umar rumah Megawati), bisa juga di Kertanegara (Jakarta Selatan), bisa juga di Hambalang (Bogor), tidak ada masalah akan bertemu di mana saja,” tuturnya.