Anggota DPD RI Jimly Asshiddiqie menilai Sidang Tahunan MPR, Bersama DPR dan DPD yang biasanya diselenggarakan pada 16 Agustus, seharusnya dapat menjadi ajang bagi MPR menyerap aspirasi rakyat dan mendengar pidato kenegaraan Presiden.
“Sidang tahunan itu penting, untuk laporan kepada rakyat melalui forum MPR. Saya juga melihat sidang tahunan yang sekarang ini, jadi giliran. Saya kalau nonton ini, kenapa jadi begini, itu pemerintah juga repot,” ucap Jimly dalam diskusi bertajuk ‘Penataan MPR, DPR, DPD RI di Masa Depan’ di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2024).
“Jadi kuncinya itu di 16 Agustus, sidang RAPBN itu harus dievaluasi. RAPBN itu kan kaitannya dengan DPR, enggak ada kaitannya dengan MPR, itu kaitannya dengan jadwal tahun anggaran,” sambungnya.
Ia menyebut selama masa pemerintahan Presiden Soeharto tahun anggaran mulai pada Mei, lalu sidangnya pada Agustus sehingga cukup waktu untuk pembahasannya. Sementara itu, sejak era reformasi tahun anggaran diubah menjadi Januari, tetapi sidang tetap dilakukan pada 16 Agustus.
“Nah ini menurut saya harus dievaluasi. Harusnya bukan 16 Agustus, jadi kebutuhan untuk persiapan APBN tahun berikutnya itu harus dihitung, saya enggak tahu sebaiknya bulan apa, tapi jangan Agustus. Agustus itu lebih baik fokus untuk peringatan 17an,” tegasnya.
Maka, kata dia, seharusnya di MPR menjadi forum bagi rakyat.
“Itulah sebetulnya, seharusnya makna dari sidang tahunan itu, sambil nanti lembaga-lembaga itu menyampaikan laporan kepada rakyat, ada pidato kenegaraan. Kayak presiden Amerika setiap Juli dia pidato, nah ini juga pidato kenegaraan, tapi bukan pidato teknis RAPBN, itu tempatnya di forum lain mestinya,” ujarnya.
Oleh karena itu, dirinya mengusulkan agar pimpinan MPR memperbaiki teknis sidang tahunan, lalu jadwal kenegaraan juga berubah, jangan seperti sekarang.
“Jadi yang inti dari (16)an itu pidato presiden, nah kalau yang 17 itu tidak pakai pidato, itu hanya upacara bendera. Setelah zaman pak Harto, karena dia militer yang diutamakan itu ya upacara bendera, itu bagus-bagus saja, tapi yang pidato untuk rakyat ini yang penting, tempatnya di MPR,” tandasnya.