Jokowi Bikin Demokrasi Indonesia Mundur karena Nepotismenya

Deputi politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto menegaskan bahwa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat demokrasi Indonesia menjadi mundur.

Hal tersebut ia ungkapkan ketika menyinggung banyak diskursus era pemerintahan Jokowi yang disandingkan dengan pemerintah di Amerika Serikat.

Mulanya, Andi menyebut jika di Amerika Serikat Presiden ke-44 mereka, Barack Obama telah menyatakan dukungannya ke calon presiden ke-45, Hillary Clinton. Namun, yang menjadi pembeda di Indonesia adalah dukungan Obama kemudian dialihkan ke rival Hillary, yakni Donald Trump.

“Lebih parah lagi Obama kemudian mengusung dua anaknya, Malia dan Sasha, satu sebagai cawapres (dan) satu sebagai ketua umum (partai),” kata Andi di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (25/1/2024).

Selanjutnya, kekacauan tersebut masih berlanjut ketika putri sulung Obama, Malia, kemudian diusung sebagai calon wakil presiden mendampingi Trump dengan mengubah aturan batas minimal usia capres-cawapres dan menyebabkan pelanggaran etik.

“Bedanya itu saja sebetulnya,” ucapnya.

Diakuinya hal tersebut ia utarakan ketika ditanya oleh wartawan di Amerika Serikat, bagaimana menggambarkan situasi demokrasi di Indonesia. Dan dari jawabannya tersebut, ia mengaku bahwa wartawan tersebut tampak terkejut dan penasaran dengan alasannya pengalihan dukungan Jokowi.

“Saya sebagai orang yang belasan tahun bekerja bareng dengan Pak Jokowi selalu mengatakan titik beda saya dengan Pak Jokowi hari ini cuma satu, demokrasi,” ujarnya.

Andi menyatakan bahwa pembeda tersebut terjadi mengenai kebijakan nepotisme, politik dinasti hingga pelanggaran etik berat yang dilakukan oleh Jokowi dan pemerintahannya demi memuluskan keluarganya. Di samping itu, ia merasa sama dengan prinsip yang dimiliki oleh mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

“Demokrasi? Beda. Pak Jokowi membuat demokrasi kita mundur karena politik dinasti-nepoteisme, pelanggaran etik, di situ kemudian banyak pihak memutuskan berbeda dengan Pak Jokowi,” tuturnya. 

Sumber: Inilah.com