Market

Jokowi Hanya Gencar Bangun Infrastruktur, Manusianya Dilupakan

Ekonom Senior Faisal Basri mengatakan, angka harapan hidup manusia di Indonesia, mengalami penurunan. Berkebalikan dengan infrastruktur yang tumbuh pesat di era Presiden Jokowi.

Pernyataan kritis ini, dia sampaikan dalam dikusi daring Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia bertajuk Refleksi 25 Tahun Reformasi dalam Perspektif Ekonomi dan Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Selasa (16/5/2023). “Yang saya kaget adalah saya belum ingat datanya. Semakin ke sini, manusia (Indonesia) semakin tidak berarti. Jadi, yang tumbuh infrastrukturnya. Tetapi, manusianya enggak,” ujar Faisal.

Lebih lanjut, Faisal menjelaskan, angka harapan hidup manusia Indonesia, mengalami penurunan. Saat ini angkanya 67 tahun, sedangkan pada 2019 mencapai 70 tahun. “Angka harapan hidup di ASEAN, Indonesia cuma lebih tinggi ketimbang Myanmar,” imbuhnya.

Bahkan, kata dia, angka harapan hidup Indonesia kalah dengan negara yang dahulunya bagian dari Indonesia, yakni Timor Leste. “Kan membangun itu, negara semakin maju, semakin panjang umur manusianya. Karena, gizi makin bagus, kematian menurun. Nah, angka harapan hidup manusia Indonesia turun dari 70 tahun pada 2019, menjadi 67 pada tahun ini,” ungkapnya.

Selain itu, kata Faisal, angka harapan hidup di Indonesia turun dan terburuk kedua di ASEAN, setelah Myanmar. “Jadi tidak ada alasan lagi. Kita mengalami deselerasi pembangunan, dan kemunduran pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kualitas hidup rakyat,” tegasnya

Beberapa waktu lalu, World Bank merilis penurunan angka harapan hidup di Indonesia. Di negeri terpadat keempat di dunia, dengan populasi sebanyak 273 juta, angka harapan hiup turun sejak 2015-2020, dari 68,8 tahun menjadi 67,7 tahun.

Turunnya angka harapan hidup ini, merupakan cerminan dari turunnya kualitas kesehatan rakyat Indonesia. Yang dipicu beberapa hal, seperti rendahnya kemampuan masyarakat memenuhi nutrisi, buruknya layanan kesehatan, lingkungan serta gaya hidup.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button