Market

Jokowi Naikkan BBM, 115 Juta Warga Tak Kebagian Bansos ‘Goceng’ Bakal Miskin

Terkait bagi-bagi duit bansos BBM ‘goceng’ sehari, pemerintah lupakan 115 juta rakyat di level menengah. Padahal, hidup mereka terancam miskin ‘tersengat’ kenaikan Pertalite Rp10 ribu per liter.

Kepada Inilah.com, Jakarta, Selasa (13/9/2022), Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios), Bhima Yudhistira mempertanyakan, kenapa bansos hanya menyasar kelompok miskin. “Bagaimana dengan kelas menengah rentan yang belum dicover bansos? Jumlahnya sekitar 115 juta orang,” ungkapnya.

Dia menerangkan, pekerja rentan sektor informal serta pelaku UMKM juga tidak kebagian duit bansos Rp150 per bulan, atau ‘goceng’ (Rp5 ribu) sehari. Padahal mereka yang paling terkena dampak kenaikan BBM yang diputuskan Presiden Jokowi pada 3 September 2022.

Bhima juga menyoal sengkarut pendataan masih menjadi tantangan utama. “Mereka yang masuk kelas menengah rentan sebelum BBM naik, tidak tercatat dalam database penerima bansos tunai. Sementara pasca kenaikan BBM, kelas menengah rentan itu akan jatuh ke bawah garis kemiskinan,” imbuhnya.

Dalam hal ini, kata dia, pemerintah harus bertanggung jawab. Ada sejumlah opsi, yakni tanggung penuh pajak pajak BBM, dan turunkan PPN umum dari 11% menjadi 8%. “Upah minimum harus naik untuk melindungi daya beli pekerja dari inflasi. Termasuk pekerja yang tidak masuk database Bantuan Subsidi Upah (BSU). Atau, ya batalkan saja kenaikan harga BBM, terutama Pertalite dan Solar subsidi,” pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara meyakini, program bansos mampu mencegah potensi kemiskinan dampak kenaikan harga BBM. Sekaligus menjaga daya beli sebagai penyokong pertumbuhan ekonomi nasional.

Suahasil meyakini, duit bansos goceng sehari cukup untuk menyambung hidup 40 persen masyarakat dengan ekonomi terbawah. Sekaligus menurunkan 0,3 persen angka kemiskinan dari target 9,3 persen pada 2022. “Karena kelompok yang 40 persen terendah, selain menanggung kenaikan harga BBM, juga digerojokin uang baru Rp24,17 triliun, maka estimasi kemiskinan akan turun. Jadi, diperkirakan nanti kemiskinan akan turun sekitar sekitar 0,3 bp (basis point), walaupun harga BBM naik,” kata Suahasil.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button