News

Jokowi Perlu Reshuffle untuk “Soft Landing”

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai perlu merombak kabinet (reshuffle) dalam waktu dekat. Ibarat pesawat terbang, Jokowi wajib mengantisipasi terjadinya turbulensi agar pendaratan pesawat berjalan mulus alias soft landing.

Pengamat politik Boni Hargens menilai reshuffle menjadi keniscayaan. Apalagi, belakangan ini, seolah terjadi gelagat ketidakharmonisan kabinet merespons dinamika menuju 2024.

Mungkin anda suka

“Jadi untuk keberlanjutan pembangunan Presiden Jokowi memang butuh pekerja yang satu hati lah, satu visi dengan presiden dan loyal ke presiden bukan loyal ke partai, tapi loyal ke presiden. Dan itu supaya Pak Jokowi bisa landing-nya itu soft lah ya,” kata Boni, kepada Inilah.com, di Jakarta, Selasa (6/12/2022).

Dia menyinggung kader NasDem dalam kabinet kemungkinan besar dicopot lantaran secara etis sudah memilih jalan yang berseberangan dengan parpol-parpol koalisi lainnya. Langkah NasDem yang telah mencapreskan Anies Baswedan membawa konsekuensi logis bahwa parpol besutan Surya Paloh tak lagi total mendukung pemerintah karena mulai fokus memenangkan Anies sekaligus mencari rekan koalisi lainnya.

“Jangan sampai proses pemilu dan politik ini mengganggu kinerja pemerintah sekarang. Jadi reshuffle itu perlu lah saya kira,” tandas dia.

Kendati demikian, dia menegaskan, reshuffle merupakan hak prerogratif presiden. Apabila Jokowi menggunakan hak prerogatifnya atau tidak, pihak lain tidak bisa mengintervensi. Namun Boni menilai, apabila reshuffle dilakukan maka hal tersebut tepat.

“Melihat ke depan potensi ancaman resesi ekonomi global belum lagi kita bicara soal prioritas IKN ini kan harus dirampungkan betul. Juga ada beberapa pembangunan pokok dan infrastruktur,” ucapnya. “Itu butuh konsistensi dan koordinasi dari orang yang betul-betul loyal kepada presiden, sehingga kerjanya maksimal. Tapi ya sekali lagi ini hak prerogratifnya presiden ya. Tentu presiden lebih tahu lah,” lanjut Boni.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button