Jokowi Tak Mau Jadi Seperti SBY Pasca Lengser dari Presiden

Pengamat Politik Universitas Paramadina sekaligus Direktur Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan sosok pemimpin yang memiliki tingkat kegenitan politik tinggi.

Hal ini tercermin manakala Jokowi sering menyinggung bagaimana arah kepemimpinan Indonesia ke depan ditentukan. Sehingga tak heran, Jokowi sering melakukan political endorsement.

“Barangkali kenapa hal ini terjadi? Pak Jokowi jelas ya dari apa yang dialami oleh Pak SBY, bahwa dengan tidak berada di kekuasaan, kemudian betul-betul harus berpuasa dan kemudian dipinggirkan,” ujar Umam secara virtual dalam diskusi bertajuk ‘Presiden Berkampanye?’, Senin (29/1/2024).

Menurutnya, saat SBY akan lengser, dia tidak menunjukkan keberpihakannya secara terbuka pada satu paslon di 2014. Namun hal ini berbeda dengan Jokowi yang justru memperjelas arah dukungannya.

“Barangkali itu sebagai sesuatu yang bagi dia untuk survive, karena begitu dia tidak bisa mengendalikan arah kepemimpinan Indonesia ke depan, maka dia berpotensi kemudian dilibaskan,” jelasnya.

“Kemudian ya (yang terjadi saat ini adalah) pertaruhan ‘keselamatan politik’ Pak Jokowi dan lingkaran terdekatnya,” sambungnya.

Umam menyatakan bahwa terkait keberpihakan dan berkampanye bukan hanya persoalan boleh atau tidak boleh, melainkan juga menyangkut etik dan adanya esensi pembatasan.

“Apa esensi pembatasannya? Tidak boleh menggunakan atau memobilisasi kekuasaan negara untuk kepentingan pihak tertentu, yang bisa menguntungkan atau merugikan pihak tertentu dalam kontestasi pilpres,” pungkasnya.

Sumber: Inilah.com