News

Jokowi Umumkan Indonesia Ambil Alih Kendali Penerbangan Kepri-Natuna dari Singapura

Indonesia resmi mengambil alih Area Layanan Navigasi Penerbangan atau Flight Information Region (FIR) di atas Kepulauan Riau (Kepri) dan Natuna yang selama ini dikelola Singapura.

“Berkat kerja keras semua pihak, kita telah berhasil mengembalikan pengelolaan ruang udara di atas Kepulauan Riau dan Natuna kepada NKRI,” kata Jokowi melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (8/9/2022).

Jokowi mengatakan, ia telah meneken Peraturan Presiden tentang Pengesahan Perjanjian FIR Indonesia dan Singapura.

Dengan ditandatanganinya Perpres atas kesepakatan tersebut, maka luas FIR Indonesia bertambah sebesar 249.575 km2 yang diakui secara internasional sebagai bagian dari FIR Jakarta.

Kesepakatan penyesuaian FIR antara Indonesia dan Singapura ini merupakan langkah maju atas pengakuan internasional terhadap ruang udara Indonesia yang sekaligus meningkatkan jaminan keselamatan dan keamanan penerbangan.

“Termasuk, bisa meningkatkan pendapatan negara bukan pajak dan hal ini bisa menjadi momentum untuk modernisasi peralatan navigasi penerbangan dan pengembangan SDM Indonesia,” ujar Jokowi.

Indonesia telah berupaya mengakhiri status quo ruang udara di atas Kepulauan Riau dan Natuna sejak tahun 1995 dan dilakukan lebih gencar lagi pada tahun 2015.

Selain bertambahnya luas cakupan FIR, manfaat lain dengan penyesuaian kesepakatan FIR, di antaranya pengakuan internasional bahwa FIR di atas Kepri dan Natuna akan menjadi wilayah FIR Jakarta.

Indonesia juga memiliki independensi mengatur kegiatan lalu lintas pesawat komersial maupun kenegaraan, dapat menempatkan anggota Otoritas Pelayanan Navigasi Penerbangan/ATC sipil, dan militer di ATC Singapura.

Dengan adanya penyesuaian kesepakatan ini, pergerakan pesawat yang melintas di atas Kepri dan Natuna akan dikenakan biaya sehingga ke depannya bisa mendatangkan pendapatan bagi Indonesia.

Hal ini bisa meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Indonesia yang bisa digunakan untuk investasi pengembangan SDM dan peralatan navigasi penerbangan Indonesia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button