Ototekno

Jreeng.. Database PeduliLindungi Jadi Target Hacker Bjorka Selanjutnya!

Kamis, 10 Nov 2022 – 16:08 WIB

Hacker Bjorka - inilah.com

Ilustrasi Hacker Bjorka – (Foto: Inilah.com).

Hacker yang sempat menghilang kini tengah kembali mendapat sorotan, Bjorka, diduga berhasil mendapatkan 44 juta data aplikasi MyPertamina. Namun, aksinya akan terus berlanjut dengan database PeduliLindungi sebagai target berikutnya.

Ajang adu nyali antara Bjorka, hacker yang juga di balik peretasan 1,3 miliar data SIM Card, dengan pemerintah Indonesia terus berlanjut. Hacker ini kembali membocorkan bahkan memperjualbelikan data pengguna MyPertamina tersebut di situs Breached.to, yang dijualnya seharga 25 ribu dolar AS atau sekitar Rp392 juta. Transaksi untuk membeli data ini hanya bisa dilakukan lewat bitcoin.

Tak sampai disitu, berdasarkan akun twitter barunya Bjorka menanggapi warganet yang menantangnya untuk meretas aplikasi untuk tracing COVID-19 tersebut.

Bjorka
Foto: Twitter

Dalam chanel telegramnya juga ia mengonfirmasikan target aplikasi milik pemerintah tersebut yang bakal jadi sasaran.

PeduliLindungi sendiri merupakan aplikasi yang dikembangkan untuk membantu instansi pemerintah terkait dalam melakukan pelacakan untuk menghentikan penyebaran COVID-19.  Di dalam aplikasi tersebut juga memuat informasi pribadi dari NIK dan tanggal vaksinasi COVID-19 masyarakat Indonesia.

Sebelum ada Bjorka,  peneliti siber dari vpnMentor juga pernah menemukan kebocoran dari eHAC yang terintegrasi dari Pedulilindungi. Aplikasi uji dan lacak eHAC ini untuk menyimpan lebih dari 1,4 juta data dari 1,3 juta pengguna eHAC.

Data yang bocor meliputi ID pengguna yang berisi nomor kartu tanda penduduk (KTP), paspor serta data dari hasil tes Covid-19, alamat, nomor telepon dan nomor peserta rumah sakit, nama lengkap, tanggal lahir, pekerjaan, dan foto.

Menarik untuk melihat sepak terjang Bjorka yang kembali mencuat. Peretas yang mengaku berasal dari Warsawa, Polandia tersebut memang kerap membocorkan sejumlah institusi maupun lembaga negara. Hal ini dinilai untuk menantang pemerintah Indonesia untuk bisa menangkapnya dengan jeratan hukum perlindiungan data pribadi.

“Bjorka seolah menantang keampuhan UU PDP,” kata Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi kepada inilah.com.

Bjorka sebelumnya juga pernah mengungkap motifnya membongkar data sensitif milik pemerintah. Ia menganggap negara ini terlalu lama dijalankan secara sewenang-wenang dan tanpa perlawanan. Dia juga menilai ada banyak hal yang salah dilakukan oleh pemerintah.

Those who criticize are permanently removed in the wrong way. various ways have been done, including the correct way. did it work ? so i chose to be a martyr to make a change by slapping their face (Berbagai cara telah dilakukan, termasuk cara yang benar. apakah itu berhasil? Jadi saya memilih menjadi martir untuk membuat perubahan dengan menampar wajah mereka- red),” tutur Bjorka dalam akun Twitter September lalu.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button