Juara di Wuhan, Sabalenka Mulai Intip Peluang Geser Swiatek sebagai Petenis No.1 Dunia


Aryna Sabalenka menjadi wanita pertama yang memenangkan tiga gelar berturut-turut di Wuhan, usai kembali keluar sebagai juara pada edisi 2024.

Sabalenka menang 6-3, 5-7, 6-3 atas petenis andalan tuan rumah Zheng Qinweng. Sabalenka benar-benar tak masalah main melawan petenis tuan rumah, dan dukungan puluhan ribu penontonya, itulah Sabalenka ‘Roarr’, mengacu pada tato harimau di lengan petenis 26 tahun itu.

Dengan tambahan trofi di penghujung tahun, Sabalenka yang kini duduk di peringkat dua dunia, siap-siap mengkudeta Iga Swiatek dari singgasana teratas tenis putri

“Ya,” kata Sabalenka, “peringkatnya sangat ketat saat ini. Senang melihatnya. Saya selalu mengatakan tentu saja itu salah satu tujuan, tetapi saya lebih suka fokus pada diri sendiri dan terus bekerja keras.

“Kita lihat saja setelah Final apakah saya cukup bagus musim ini untuk menjadi pemain peringkat 1 dunia.”

Setahun yang lalu, Sabalenka naik ke peringkat No. 1 secara keseluruhan selama delapan minggu sebelum kalah dari Iga Swiatek di Final WTA di Cancun. Tahun ini, bisa jadi sebaliknya. Dengan kemenangan tersebut, Sabalenka memperkecil keunggulan Swiatek.

Sabalenka memenangi dua dari empat kejuaraan tunggal Grand Slam, yang pertama di Australia, yang terakhir di New York. Untuk pertama kalinya dalam kariernya, ia memenangi dua WTA 1000 dalam satu tahun, di Cincinnati dan di Wuhan, yang terakhir dari 10 kejuaraan dalam kalender.

Sementara Sabalenka berjibaku dari lapangan ke lapangan untuk memenangkan gelar, Swiatek masih fokus untuk mengembalikan permainan terbaiknya setelah kalah di Olimpiade dan gagal di US Open.