News

Jumlah Korban Tewas Akibat Topan Mocha di Myanmar Capai 81 Orang

Jumlah korban meninggal akibat terjangan Topan Mocha di sejumlah wilayah di Myanmar pada Minggu (14/5/2023), kini mencapai 81 orang.

AFP melaporkan, jumlah kematian tersebut merupakan akumulasi dari catatan para kepala di sejumlah daerah yang diterjang bencana angin dahsyat itu.

Sejumlah pemimpin daerah mencatat setidaknya 46 orang tewas di desa-desa di Bu Ma, Rakhine, yang kebanyakan dihuni etnis minoritas Muslim Rohingya.

“Akan lebih banyak laporan kematian mengingat lebih dari ratusan orang masih hilang,” ucap Karlo, kepala desa di Bu Ma.

Sementara itu, sembilan orang lainnya juga tewas di kamp pengungsi Rohingya di Dapaing, di dekat Sittwe.

Seorang pemimpin di kamp itu mengatakan bahwa saat ini warga yang selamat juga kesulitan karena aliran listrik terputus dan pengungsi kekurangan pasokan kebutuhan sehari-hari.

“Orang tidak bisa datang ke kamp kami karena jembatan-jembatan rusak. Kami butuh bantuan,” katanya.

Di Desa Ohn Taw Gyi, enam orang lainnya tewas, sementara satu lainnya juga meninggal dunia akibat sapuan Topan Mocha di Desa Ohn Taw Chay.

Mocha memang merupakan salah satu topan paling parah yang menerjang Myanmar dalam satu dekade terakhir. Topan itu membawa angin berkecepatan 195 kilometer per jam.

Dengan kecepatan begitu dahsyat, topan itu membuat semua daerah yang dilewati porak poranda. Rumah-rumah roboh, pohon-pohon tercerabut dari akarnya, dan sistem komunikasi hancur.

Tak hanya Myanmar, negara tetangga Bangladesh juga tak luput dari terjangan topan tersebut. Meski demikian, para pejabat negara itu mengatakan kepada AFP bahwa tak ada warga yang meninggal.

Menurut mereka, topan itu juga menghantam kawasan kamp pengungsi Rohingya yang kabur dari Myanmar ke Bangladesh.

“Meski dampak topan dapat lebih buruk, kamp-kamp pengungsi terkena dampak parah, membuat ribuan orang sangat membutuhkan bantuan,” demikian laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button