Market

Jumlah Orang Kaya di China Akan Bertambah Banyak di 2026

Jumlah orang kaya atau miliarder di China akan bertambah dua kali lipat pada 2026. Meski adanya dorongan untuk mengurangi ketidaksetaraan kekayaan, namun kenaikkan jumlah miliarder di China tetap tak terbendung.

Menurut laporan Credit Suisse pada Selasa (20/9) saat ini ekonomi China sedang malambat. Namun hal itu tidak berbanding lurus dengan kekayaan masing-masing rumah tangga penduduknya.

Sebab pada tahun 2021, total kekayaan rumah tangga di China mencapai US$85,1 triliun, melonjak sekitar 15,1 persen atau 11,2 triliun dari tahun 2020.

Pemerintah China sendiri sebenarnya terus mendorong “kemakmuran bersama” dalam retorika resminya. Namun pemerintah juga melakukan tindakan keras terhadap akses di industri termasuk teknologi dan pendidikan swasta yang membuat investor terguncang.

Masih dari laporan yang sama juga menyebut China memiliki 6,2 juta orang kaya pada 2021. Jumlah ini naik lebih dari satu juta dibandingkan 2020. Sementara jumlah total miliarder secara global meningkat 5,2 juta orang.

Credit Suisse seperti dikutip Reuters mengatakan jumlah miliader di China akan berlipat ganda menjadi 12,2 juta orang dalam lima tahun ke depan. Hal ini terjadi karena prospek pertumbuhan kekayaan China sedang bullish karena ekonomi terbesar kedua di dunia itu nyaris terhindar dari kontraksi pada kuartal kedua tahun ini.

Kekayaan rumah tangga secara global sendiri meningkat 12,7 persen pada 2021. Ini menjadi pertumbuhan tahunan tercepat yang pernah tercatat tapi tidak termasuk faktor nilai tukar. Namun prospeknya dibayangi oleh ketidakpastian geopolitik dan keuangan yang meningkat.

Nilai kekayaan rumah tangga global mencapai US$463,6 triliun pada akhir 2021. Hal ini didorong oleh kenaikan kuat dalam aset keuangan yang memperburuk ketidaksetaraan di tahun lalu.

Amerika Serikat, China, dan Kanada adalah negara yang memimpin dalam ekspansi kekayaan rumah tangga. Menurut laporan Credit Suisse, mencatat masing-masing mengalami peningkatan US$ 19,5 triliun, US$ 11,2 triliun, dan US$ 1,8 triliun.

“Mungkin terlalu dini untuk menilai sepenuhnya dampak inflasi, krisis Ukraina, krisis rantai pasokan, tetapi mungkin kita akan melihat beberapa pembalikan keuntungan kekayaan global pada 2022,” kata Axel Lehmann, Chairman Credit Suisse.

Namun, bank swasta asal Swiss itu tetap optimistis tentang prospek pertumbuhan lima tahun ke depan, dengan kekayaan rumahtangga global bakal meningkat sebesar US$169 triliun pada 2026.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button