Market

Jumlah Pemudik Meningkat, Pergerakan Terbesar di Cirebon dan Jateng

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga S Uno menyebut, Jawa Tengah dan Cirebon menjadi titik pergerakan mudik terbesar selama libur Lebaran 2023. Menurut hasil survei Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

“Titik pergerakan mudik yaitu Jawa, terutama Jawa Tengah dan Cirebon. Kalau Sulawesi ini Makassar, dan Sumatera khususnya di daerah sekitar Padang,” papar Menteri Sandi dalam Konferensi Pers kegiatan The Extended Weekly Brief with Sandiaga Uno bertema “Mudik Asik, Ekonomi Optimis Bangkit”, Jakarta, Senin (17/4/2023).

Titik-titik tersebut, kata Politkus Gerindra yang ‘lompat pagar’ ke PPP itu, menjadi preferensi pemetaan jalur utama arus mudik untuk wilayah barat, tengah dan timur Indonesia. Berdasarkan survei Kemenparekraf terhadap 761 responden, Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi daerah dengan transmigran terbanyak,

“Daerah asal terbanyak saat lebaran 2023 adalah Jawa Timur sebesar 17,1 persen dan Jateng 15,1 persen. Akibatnya, kedua daerah menjadi daerah dengan tujuan libur lebaran terbanyak pada tahun ini,” ungkap Menteri Sandi.

Pemetaan yang dilakukan Kemeparekraf, kata dia, menjadi dasar untuk menyusun rekomendasi kebijakan pengaturan aktivitas wisata selama libur Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Di mana, potensi pergerakan masyarakat selama liburan Lebaran 2023, sebanyak 123,8 juta orang.

Menteri Sandi menyebutkan, pemudik tahun ini akan didominasi mobil pribadi, sepeda motor dan bus. “Data sementara dari 761 responden survei online ini masih berlangsung sampai dengan 28 april. Tapi dari data yang kita dapat sampai dengan 17 april ternyata 77,6 persen responden menyatakan akan melakukan perjalanan mudik selama libur lebaran 2023,” jelas Menteri Sandi.

Dia bilang, sebanyak 92 persen responden tetap melakukan wisata meskipun mereka tidak pulang ke kampung halaman alias mudik. Sebanyak 43,8 persen lainnya berniat tidak mudik dan berwisata karena ingin menghabiskan waktu bersama keluarga. Sisanya sebesar 18,8 persen tidak melakukan keduanya karena faktor ekonomi, alias keuangan tipis.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button