News

Kabinet ‘Auto Pilot’, Sebaiknya Jokowi Lempar Handuk Putih

Kemarahan Presiden Jokowi kepada para pembantunya yang ditampilkan ke publik dinilai hanya pencitraan belaka. Jokowi dinilai hanya cari aman dengan memarahi para Menteri dan menghentikan wacana Presiden 3 periode atau penundaan Pemilu.

“Kalau kita melihat secara fisik, terlihat ini sebagai salah satu bentuk dari rekayasa untuk memblow up isu bahwa Presiden sendiri berkomitmen kepada konstitusi. Jadi dia ingin memposisikan diri bahwa ini bukan dari saya, dan saya tidak membiarkan hal itu (isu Presiden 3 periode) kalau seandainya itu bertentangan dengan konstitusi,” kata Direktur Eksekutif Trust Indonesia Research & Consulting Azhari Ardinal kepada inilah.com, Kamis (7/4/2022).

Jokowi semakin terlihat cari aman karena kemarahan tersebut diumbar ke publik. Semestinya kemarahan seorang Presiden menjadi konsumsi internal Istana.

“Menurut saya sederhananya kemarahan ini adalah cara Presiden menunjukkan ke publik bahwa dia komitmen tunduk ke konstitusi. Artinya cari amanlah, jangan sampai nanti posisinya berbalik ke beliau,” ujar Azhari.

Kabinet Auto Pilot

Kabinet Jokowi juga tampak berjalan auto pilot lantaran pernyataan Presiden tidak seiring dengan kebijakan dan sikap-sikap para Menteri. Azhari menilai hal ini sebagai ketidakmampuan Jokowi dalam memimpin orkestra pemerintahan.

“Ini lebih kepada ketidakmampuan Presiden membangun orkestrasi kepemimpinan publik. Bisa jadi sudah disampaikan visinya, tetapi kekuatan kepemimpinan tidak kuat, artinya menunjukkan arahan beliau tidak diikuti oleh aparatnya sendiri. Artinya aparatnya (Menteri) bermain-main, berjalan sendiri-sendiri,” tandas Azhari.

Seperti diberitakan, Jokowi meminta para Menterinya untuk menghentikan wacana Presiden 3 periode. Ia meminta Para Menteri lebih berempati kepada rakyat yang sedang terhimpit ekonomi pada masa pandemi COVID-19. Jokowi juga menyinggung kenaikan sejumlah harga sembako dan bahan bakar minyak yang diputuskan oleh Menteri-menterinya.

“(Harga) barang-barang kebutuhan pokok juga sudah mulai naik. Hati-hati, utamanya masalah ketersediaan pasokan dua hal tadi, pangan maupun energi, apalagi ini menjelang Lebaran. Oleh sebab itu, seluruh yang hadir di sini, anggota kabinet, kepada semua menteri, kepala lembaga, agar kebijakan yang diambil itu tepat. Sikap-sikap kita, kebijakan-kebijakan kita, pernyataan-pernyataan kita harus memiliki sense of crisis, harus sensitif terhadap kesulitan-kesulitan rakyat,” kata Jokowi, Selasa (5/4/2022).

Sementara itu, mantan Sekretaris BUMN Said Didu menilai mustahil Presiden tidak mengetahui keputusan Menteri untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Pasalnya sebelum menaikkan harga BBM, rencana tersebut terlebih dahulu dibahas dalam rapat terbatas kabinet.

“Bapak Presiden yth, mekanisme kebaikan harga BBM adalah : 1) melalui sidang kabinet atau rapat terbatas kabinet yg dipimpin oleh Presiden, atau minimal. 2) laporan Menteri ESDM utk mendapatkan arahan dari Bpk Presiden. Jadi sulit dipahami kalau seakan-akan Bpk tidak tahu,” tulis Said Didu di akun twitternya @msaid_didu, Rabu (6/4/2022).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button