Market

Dolar AS Melonjak, Yuan Cetak Rekor Terburuk Sejak Krisis 2008

Yuan melanjutkan tren pelemahannya terhadap dolar AS. Pada Jumat (21/10/2022), mata uang China ini ditutup di level terlemah sejak krisis keuangan global 2008 karena dolar AS melonjak di tengah ekspektasi tinggi akan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau the Fed.

Mengutip CNBC, yuan sempat mendapat sentimen positif setelah laporan media asing mengatakan bahwa China sedang mempertimbangkan untuk mengurangi waktu karantina COVID-19 untuk pelancong yang masuk.

Mungkin anda suka

Sebelum pembukaan pasar pada hari Jumat, People’s Bank of China (PBOC) menetapkan tingkat titik tengah di 7,1186 per dolar AS, 2 poin lebih kuat dari penetapan sebelumnya 7,1188.

Di pasar spot, yuan dalam negeri dibuka pada 7,2320 per dolar AS dan diperdagangkan pada 7,2462 pada tengah hari, atau melemah 302 poin dari penutupan sesi sebelumnya dan 1,8 persen lebih lemah dari titik tengah.

Yuan akhirnya menyerah dan ditutup pada 7,2494 per dolar AS, mewakili penutupan terlemah sejak 14 Januari 2008.

Pedagang mengatakan pelemahan yuan mungkin bertahan, mencerminkan kekuatan dolar AS yang luas di pasar global karena pejabat the Fed tidak menunjukkan tanda-tanda mundur dari retorika hawkish mereka.

Bank-bank besar milik negara China terlihat menjual dolar AS di pasar valuta asing onshore pada Jumat, menurut empat sumber Reuters dari kalangan perbankan.

“Tindakan bank-bank negara dimaksudkan untuk menstabilkan pasar,” ungkap salah satu sumber. Langkah itu dilakukan pada saat Partai Komunis China mengadakan kongres partai ke-20 hari ini.

Sayangnya, sumber menolak untuk diidentifikasi karena mereka tidak berwenang untuk berbicara terkait masalah tersebut.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button