Market

KAI Akhirnya Dapat Anggaran Rp3,2 T untuk Tambahan Proyek Kereta Cepat

PT Kereta Api Indonesia atau KAI akhirnya mendapatkan dana segar sebesar Rp3,2 triliun. Anggaran ini berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang telah mendapatkan persetujuan dari Komisi VI DPR.

Kucuran dana sebesar Rp3,2 triliun ini sebagai suntikan dari negara kepada PT KAI untuk mempercepat proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Sebab proyek tersebut masih belum selesai karena membengkaknya anggaran proyek tersebut.

“Komisi VI DPR menyetujui tambahan penyertaan modal negara 2022 kepada PT KAI sebesar Rp3,2 triliun yang berasal dari cadangan investasi APBN 2022 dalam rangka pemenuhan permodalan porsi Indonesia atas cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung,” ujar Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima dalam rapat dengan Kementerian BUMN, Rabu (23/11/2022).

Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) ini memang masih terkendala. Sebab anggaran pengerjaannya mengalami pembengkakan dari kesepakatan awal. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengakui jika ada pembengkakang biaya (cost overrun) dalam proyek tersebut sebesar US$1,4 miliar atau setara Rp21,9 triliun (kurs Rp15.693 per dolar AS).

Kartika menyebut untuk memenuhi cost overrun itu proyek kereta cepat ini memakai skema 25 persen ekuitas dan 75 persen pinjaman. Dengan skema itu, artinya pemerintah Indonesia akan bertanggungjawab atas kekuarangan dana sebesar Rp3,29 triliun. Untuk sisanya sebesar 75 persen lagi konsorsium proyek kereta cepat akan menggunakan dana pinjaman dari China Development Bank (CDB).

“Porsi ekuitas Indonesia atas cost overrun proyek KCJB yaitu sebesar US$217,5 juta atau Rp3,29 triliun,” kata Kartika.

Anggaran Kereta Cepat Bengkak Jadi Rp123 Triliun

Sebagai informasi, proyek KCJB ini mengalami pembengkakan anggaran yang cukup signifikan. Sebab anggaran pembangunan kereta cepat saat ini membengkak menjadi US$7,9 miliar atau setara Rp123 triliun (kurs Rp15.693 per dolar AS).

Awalnya dalam proposal penawaran dari Pemerintah China, anggaran proyek kereta cepat pada 2015 hanya US$5,13 atau Rp80,5 triliun. Tawaran dari China ini lebih murah dari proposal penawaran dari Jepang yang mengajukan US$6,2 atau setara 97,2 triliun dalam pengerjaan proyek kereta cepat.

Namun berdasarkan penghitungan terbaru dari PT KAI (Persero) terjadi pembengkakan biaya proyek KCJB yakni sebesar US$1,9 miliar atau Rp29,8 triliun.

Sementara itu, Direktur PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, nantinya jika proyek ini selesai, pihaknya akan membandrol tiket sebesar Rp125.000 hingga Rp250.000. Harga tiket ini akan berlaku untuk tiga tahun pertama. Setelah tiga tahun harga tiket kereta cepat akan berubah menjadi Rp150.000 untuk yang termurah dan Rp350.000 untuk yang termahal.

KCIC menargetkan kereta cepat ini akan selesai dan bisa beroperasi pada pertengahan 2023. Sebab pada peluncurannya Presiden Jokowi dan Presiden China Xi Jinping akan meresmikan mega proyek tersebut.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button