Arena

Karim Benzema, Muslim Taat yang Mencapai Puncak Dunia

Perjalanan ciamik Karim Benzema pada musim 2021-2022 menjadi sempurna dengan penghargaan Ballon d’Or. Gelar individu bergengsi itu adalah mimpi masa kecil lelaki muslim keturunan Aljazair ini yang menjadi kenyataan.

Sulit rasanya melihat seorang pesepak bola mampu menjaga konsistensi performanya di ”usia senja” untuk ukuran atlet tanpa adanya ambisi mengejar mimpi-mimpi. Itulah yang Karim Benzema (34) tunjukkan, penyerang Real Madrid dan tim nasional Perancis, yang semakin tua justru semakin menegaskan ia sebagai salah satu predator gol terbaik di abad ini.

Membayangkan Benzema meraih Ballon d’Or, gelar individu bergengsi di dunia sepak bola, satu dekade lalu ibarat sebuah hal yang mustahil. Meskipun mengenakan nomor punggung sembilan di Real, ia bukan sumber gol utama ”Los Blancos” dalam kurun waktu 2009-2018 karena ia hanya mempunyai tugas primer untuk melayani Cristiano Ronaldo.

Empat gelar Ballon d’Or yang Ronaldo menangkan kala berseragam Real tidak bisa lepas dari peran Karim Benzema. Dalam 342 gim bermitra di Real, kedua pemain itu memberi kontribusi 76 gol untuk Los Blancos, yang terdiri dari 47 gol Ronaldo yang berasal dari asis Benzema, dan 29 gol yang Benzema cetak berkat asis Ronaldo.

Setelah empat kali menyaksikan Ronaldo menerima Ballon d’Or serta sekali memberikan selamat kepada Luka Modric yang meraih gelar bola emas pada 2018, Benzema tidak pernah berkecil hati. Ia tetap menunjukkan dedikasi besar untuk memberikan performa terbaik bagi Real di setiap pertandingan.

Buah kesabaran

Kesabaran Benzema pun berbuah manis. Momen Benzema menerima penghargaan individu itu hadir tahun ini. Performa cemerlangnya di musim 2021-2022 dengan koleksi 44 gol dan 15 asis yang mempersembahkan empat trofi bagi Real adalah jaminan untuk trofi Ballon d’Or itu.

Gettyimages 1244044533 612x612 - inilah.com
Gettyimages

Benzema menjadi pemain Perancis kelima yang meraih gelar individu inisiasi France Football sejak 1956. Ia menyejajarkan dengan legenda Perancis, seperti Michel Platini (3 kali), Raymond Kopa (1), Jean-Pierre Papin (1), dan Zinedine Zidane (1).

Setelah menerima penghargaan Ballon d’Or, Benzema untuk pertama kali mengungkapkan bahwa trofi individu itu adalah salah satu mimpi besarnya sebagai pesepak bola. Tidak hanya mimpi, Ballon d’Or adalah salah satu dari empat janji yang sempat ia sampaikan kepada sang ibu, Wahida Djebbara, 20 tahun lalu.

”Ketika masih anak-anak saya punya tiga mimpi, yaitu membelikan ibu saya rumah yang layak, bermain untuk Real Madrid, dan memenangi Ballon d’Or,” ujar Benzema dilansir L’Equipe.

Ketiga mimpi itu telah dipenuhi Benzema sehingga tak ragu ia memanggil sang ibu untuk naik ke atas panggung pada malam Penghargaan Ballon d’Or, Selasa (18/10/2022) dini hari WIB, di Theatre du Chatelat, Paris, Perancis. Kemudian, Benzema memanggil putranya, Ibrahim, dan sang ayah, Hafid Benzema, untuk ikut merayakan bersama penghargaan yang amat berharga bagi kehidupan Benzema dan keluarganya.

”Saya harus berterima kasih kepada ibu saya yang selalu mendukung untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya yang abadi. Untuk ayah saya, ia adalah orang yang selalu berada di sisi saya,” ujar Benzema.

Disiplin keluarga

Benzema lahir dan tumbuh di kawasan Bron, kota Lyon, Perancis. Bron dikenal sebagai salah satu pusat imigran, terutama yang berasal dari negara-negara Afrika utara. Ayah Benzema, Hafid, lahir di Tigzirt, Aljazair, sedangkan ibunya juga memiliki darah Aljazair, tetapi lahir dan besar di Bron. Benzema adalah anak keenam dari sembilan bersaudara.

Hafid menerapkan disiplin tingkat tinggi agar anak-anaknya tidak terjerumus ke dalam pergaulan negatif yang berada di sekitar kediaman mereka, seperti terlibat dalam gangster atau mengonsumsi obat-obatan terlarang. Oleh karena itu, Benzema didukung habis-habisan oleh sang ayah untuk mengejar mimpi menjadi pesepak bola profesional.

Hafid dan Wahida yang memberikan lampu hijau kepada akademi Olympique Lyon ketika ingin merekrut Benzema yang belum berulang tahun ke-10 pada 1997.

Didikan dan dukungan orangtuanya tidak hanya membentuk karakter disiplin Benzema di lapangan, tetapi juga dalam kehidupan sosialnya ia juga amat menjaga gaya hidupnya.

Pemain setinggi 1,85 meter itu terkenal sebagai Muslim yang taat. Sebagai contoh, Benzema tetap menjalani puasa Ramadhan pada dua laga perempat final dan satu laga semifinal Liga Champions musim lalu kontra Chelsea dan Manchester City.

Seusai menerima trofi Ballon d’Or itu pun Benzema hanya menyelenggarakan pesta kecil yang dihadiri keluarga besar di kediamannya di Madrid. Dalam pesta itu tidak ada alkohol, Benzema hanya menyediakan air putih.

”Tidak ada champagne untuk perayaan. Saya hanya minum air putih karena ada pertandingan penting bersama Real,” ucap pemain yang akan berusia 35 tahun, 19 Desember nanti.

Perwujudan doa dari ibunda

Gettyimages 1244044613 612x612 - inilah.com
Pemain depan Real Madrid asal Prancis Karim Benzema (kiri) menerima penghargaan Ballon d’Or bersama ibunya Wahida Djebbara (Foto: Gettyimages)

Ketaatan Benzema terhadap ajaran agama Islam memang layak jadi panutan. Janji yang ia ucapkan pemain terbaik Ligue 1 Prancis pada 2008 itu selalu berusaha ia tepati.

Tidak terkecuali, saat dia kecil pernah mengucapkan sumpah kepada ibunya bahwa suatu saat ingin bermain bermain di Santiago Bernabeu. Berkat skill istimewa, dan doa ibunya, sekarang mimpi itu terwujud.

“Bergabung bersama Real Madrid impian terpendam saya. Mimpi yang datang mendekat sedikit demi sedikit,” kata dia. Benzema bersyukur bisa menjadi bagian dari skuat historis Madrid. “Saya suka warna putih, stadion, suasana yang ada di sekitar Bernabeu.”

Publik bola di Spanyol memuji kepribadiannya. Itu lantaran dia masuk dalam jajaran pesepakbola Muslim yang taat menjalankan agama, namun tetap mampu menampilkan permainan terbaik di lapangan. Hal itu menjadikannya sebagai sosok teladan untuk memotivasi umat Muslim di Eropa, khususnya Spanyol agar tetap berpuasa meski beraktivitas.

Gettyimages 1434238744 612x612 - inilah.com
Gettyimages

Sebelum menjejakkan kakinya di lapangan, Benzema sering berhenti sebentar di tepi lapangan untuk berdoa. Ia juga sering merayakan gol dengan mengangkat tangan sembari matanya menatap ke atas sebagai wujud permohonan rasa syukur kepada Allah SWT.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button