Kartu Merah Konyol Ferarri, STY: Harusnya Indonesia Bisa Cetak Tiga Gol!


Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, mengungkapkan kekecewaannya atas kartu merah yang diterima kapten tim, Muhammad Ferarri, saat Indonesia kalah 0-1 dari Filipina dalam laga terakhir Grup B ASEAN Cup 2024 (Piala AFF 2024) di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (21/11) malam.

Ferarri diusir keluar lapangan pada menit ke-42 setelah dinilai menyikut kapten Filipina, Amani Aguinaldo, saat rekannya Pratama Arhan hendak melakukan lemparan jauh. Keputusan ini dinilai Shin menjadi titik balik yang merugikan tim Garuda dalam pertandingan krusial tersebut.

Emosi yang Tak Terkendali, Momen Penentu

Shin menyebut insiden tersebut membuat situasi pertandingan berubah drastis. Saat itu, Indonesia mulai menemukan ritme permainan yang lebih baik menjelang akhir babak pertama.

“Ya, saya kecewa dengan kartu merah itu karena sebelumnya Marselino (Ferdinan) juga mendapatkan kartu merah saat melawan Laos, dan itu membuat jalannya pertandingan jadi sulit,” ujar Shin dalam konferensi pers pasca pertandingan.

Menurut Shin, andai Ferarri mampu menahan emosinya dan tim tetap bermain dengan 11 pemain, hasil pertandingan kemungkinan besar akan berbeda.

“Jika kami tetap dengan 11 pemain, saya yakin kami bisa mencetak dua sampai tiga gol dan memenangkan pertandingan. Tapi sayangnya, kami kehilangan peluang itu karena kartu merah,” tambah pelatih asal Korea Selatan tersebut.

Kartu merah ini menjadi yang kedua bagi Indonesia dalam turnamen ini, setelah Marselino Ferdinan dikeluarkan dari lapangan dalam laga imbang 3-3 melawan Laos. Kedua insiden ini memberikan dampak besar pada hasil akhir pertandingan, menunjukkan pentingnya pengendalian emosi dalam pertandingan tingkat tinggi.

Kegagalan Indonesia di ASEAN Cup 2024

Kekalahan dari Filipina memastikan Indonesia gagal lolos ke semifinal ASEAN Cup 2024. Dengan hasil tersebut, skuad Garuda harus mengevaluasi performa dan mentalitas pemain untuk menghindari insiden serupa di masa depan.

Shin Tae-yong kini menghadapi tantangan besar dalam membangun kembali kepercayaan diri tim yang mayoritas dihuni pemain muda. Turnamen ini menjadi pembelajaran penting bagi para pemain untuk lebih dewasa dalam menghadapi tekanan di lapangan.

Dengan target mempertahankan medali emas di SEA Games 2025, Shin berharap skuad Garuda dapat belajar dari kegagalan ini dan tampil lebih matang di turnamen mendatang.