Para wanita di Kota Ba’a, Nusa Tenggara Timur perlu waspada! Sebuah ancaman kesehatan yang serius sedang mengintai, yaitu abses payudara. Kondisi ini tidak hanya menyakitkan tetapi juga berbahaya dan dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan tepat!
Menurut informasi dari idibaa.org, salah satu gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada wanita dan tentu saja berbahaya bagi kesehatan mereka adalah abses payudara. Abses payudara adalah kondisi medis yang ditandai dengan pembentukan kantong bernanah di dalam jaringan payudara, biasanya karena infeksi bakteri. Abses payudara dapat berbahaya dan meningkatkan risiko kematian.
IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota BAA merupakan cabang dari organisasi profesi kedokteran di Indonesia yang bertujuan untuk memfasilitasi dan mendukung para dokter di wilayah ini.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang BAA adalah dr. Yohanes Lelang. Dalam perannya, dr. Yohanes berkomitmen untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan terutama di daerah terpencil.
IDI BAA aktif dalam berbagai program kesehatan, termasuk penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gratis, serta pelatihan untuk tenaga kesehatan lokal. Melalui inisiatif ini, IDI Ba’a bertujuan untuk memastikan bahwa layanan kesehatan dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat. Saat ini IDI Kota BAA sedang melakukan penelitian terkait kondisi abses payudara serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.
Apa saja penyebab terjadinya abses payudara?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota BAA menjelaskan abses payudara adalah kondisi medis yang ditandai dengan pembentukan kantung berisi nanah di dalam jaringan payudara, biasanya akibat infeksi. Berikut adalah beberapa penyebab utama terjadinya abses payudara meliputi:
1. Infeksi bakteri
Adanya infeksi bakteri, yang sering terjadi pada ibu menyusui, adalah penyebab utama abses payudara. Mastitis dapat berkembang menjadi abses jika tidak diobati. Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae adalah bakteri yang sering terlibat.
2. Faktor gaya hidup dan penggunaan bra yang ketat
Faktor utama lainnya yang menyebabkan abses payudara adalah gaya hidup yang tidak sehat. Wanita yang menggunakan bra yang terlalu ketat dan minum alkohol dan merokok dapat menghambat aliran darah dan menyebabkan iritasi, meningkatkan risiko infeksi dan abses payudara.
3. Saluran susu yang tersumbat
Jika saluran susu tersumbat, penumpukan susu dapat terjadi, yang kemudian dapat menyebabkan infeksi dan abses. Hal ini sering terjadi jika proses menyusui tidak dilakukan dengan benar atau jika pengosongan payudara tidak tuntas.
4. Adanya gejala diabetes
Peningkatan kadar gula darah yang tidak dapat digunakan tubuh secara maksimal adalah tanda penyakit metabolik kronis yang dikenal sebagai diabetes. Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami infeksi, termasuk abses payudara.
5, Sistem kekebalan tubuh yang lemah
Kondisi medis yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS, juga dapat meningkatkan risiko infeksi. Rutin bagi Anda, untuk cek kesehatan pada dokter setiap bulan.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengobati abses payudara?
Ikatan Dokter Indonesia Kota BAA telah merangkum beberapa obat dan prosedur medis direkomendasikan untuk mengatasi infeksi dan meredakan gejala. Berikut adalah jenis obat yang umum digunakan meliputi:
1. Obat Antibiotik
Amoxicillin adalah obat yang dapat digunakan untuk mengobati abses payudara. Kumpulan nanah yang terjadi di payudara jika infeksi payudara, juga dikenal sebagai mastitis, tidak segera diobati dikenal sebagai abses payudara. Seseorang harus mengonsumsinya dalam dosis 500 mg tiga kali sehari.
2. Obat Pereda Nyeri
Obat pereda nyeri, seperti paracetamol dan ibuprofen, dapat membantu meredakan nyeri abses payudara. Namun, obat ini harus diresepkan langsung oleh dokter.
3. Tindakan Medis (Aspirasi)
Selain mengonsumsi obat yang telah dipaparkan, dokter mungkin melakukan tindakan medis seperti aspirasi. Aspirasi yaitu dokter mengeluarkan nanah menggunakan jarum suntik jika ukuran abses kecil (kurang dari 3 cm). Jika abses lebih besar atau berulang, dokter mungkin akan melakukan sayatan kecil untuk mengeluarkan nanah.
Pengobatan abses payudara harus dilakukan di bawah pengawasan dokter untuk memastikan keamanan dan efektivitas terapi. Jika Anda mengalami gejala abses payudara, segera konsultasikan dengan dokter terdekat.